
Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Chusnul Chotimah kembali melontarkan kritik terhadap pihak-pihak yang tidak nyaman dengan gaya kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam unggahan di akun media sosialnya pada Minggu, 26 Oktober 2025, Chusnul menyebut bahwa kelompok yang paling tidak menyukai sikap Purbaya berasal dari kalangan termul, sebutan yang selama ini merujuk pada pendukung mantan presiden Joko Widodo.
Termul paling benci orang jujur.
Pernyataan tersebut disampaikan Chusnul sebagai respons atas kritik yang dilontarkan Hasan Nasbi terhadap Purbaya.
Hasan, yang menjabat sebagai Komisaris Pertamina, menyebut Purbaya sebagai pejabat yang kerap menyenggol pejabat lain dan merasa paling pintar sendiri.
Dalam unggahan lainnya, Chusnul menyindir pejabat yang tidak senang dengan gaya kepemimpinan yang berani membongkar persoalan publik.
Dulu Ahok dicap bikin gaduh, skrng pak Purbaya dicap pemecah belah. Mereka hanya suka sama pejabat yg membebek, yang diam bahkan membela kebusukan dan kerusakan. Termul bungul.
Hasan Nasbi sebelumnya menyampaikan pandangannya terkait ketegangan antara Menkeu Purbaya dan sejumlah pejabat daerah, termasuk Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Perdebatan tersebut dipicu oleh sorotan Purbaya terhadap dana APBD yang diendapkan di bank, padahal seharusnya digunakan untuk pembangunan daerah.
Mungkin hari ini kita melihatnya jadi hiburan, nggak apa-apa kalau hanya sementara, waktunya sebentar saja.
Hasan menilai bahwa ketegangan antarpejabat tidak boleh berlangsung lama karena dapat menimbulkan kesan ketidaksolidan dalam tubuh pemerintahan.
Kalau kelamaan orang akan melihat ini sebagai ketidaksolidan pemerintah, padahal soliditas pemerintah itu penting sekali. Nggak bisa berlarut-larut kayak gitu. Ceplas ceplosnya (Purbaya) mengenai kebijakan nggak apa-apa, tapi kalau saling melemahkan antar pejabat (itu tidak bagus).
Ia menambahkan bahwa konflik yang terus berlanjut dapat merusak citra pemerintah dan membuka celah bagi pihak luar untuk memecah belah.
Kalau ini diteruskan akan membuat pemerintah kelihatan lemah, pemerintah kelihatan nggak solid, pemerintah kelihatan gampang dipecah belah, gampang diadu domba. Bahaya ini kalau dikembangkan lama-lama. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

