
Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Chusnul Chotimah melontarkan kritik tajam kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, terkait dukungannya terhadap proses pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Chusnul menyebut dukungan tersebut sebagai langkah yang tragis dan bertentangan dengan sejarah perjuangan para tokoh Nahdlatul Ulama.
Tragis banget, rezim yang dulu menindas Gus Dur sekarang malah didukung sekjen PBNU menjadi pahlawan.
Pernyataan tersebut disampaikan Chusnul melalui akun trheads miliknya pada 27 Oktober 2025.
Ia menyinggung sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang merupakan tokoh NU dan Presiden ke-4 RI, sebagai simbol perjuangan yang justru ditindas oleh rezim Soeharto.
Menurut Chusnul, sikap Gus Ipul yang terkesan membela Soeharto merupakan bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang diperjuangkan Gus Dur.
Apakah di mata Gus Ipul, Gus Dur adalah penjahat?
Chusnul juga mempertanyakan posisi moral Gus Ipul di tengah para kiai dan tokoh NU yang sejak awal menolak keras gagasan menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Lalu bagaimana dengan para kiai NU yang sejak awal menolak Soeharto jadi pahlawan?
Kenapa sekjen PBNU malah sebaliknya, dia NU atau bukan sih?
Sebelumnya, pemerintah memastikan bahwa daftar penerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini akan diumumkan sebelum peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2025.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa sebanyak 40 nama calon penerima gelar telah diajukan oleh Kementerian Sosial dan kini tengah dalam tahap akhir pembahasan oleh Tim Dewan Gelar.
Sidang penentuan dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 22 Oktober 2025.
Sebelum Hari Pahlawan di tanggal 10 November, kami akan menyampaikan hasil dari sidang Dewan Gelar tersebut kepada Presiden.
Jumlah 40 nama itu merupakan rekomendasi dari kami, tapi selanjutnya tetap bergantung dari hak prerogatif Presiden.
Fadli menuturkan bahwa setelah sidang rampung, hasil rekomendasi akan segera diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mendapatkan keputusan final.
Ia menyebut bahwa proses ini merupakan bentuk penghargaan negara terhadap jasa para tokoh yang dinilai berkontribusi besar bagi bangsa dan negara.
Setelah keputusan Dewan Gelar diambil, kami akan langsung melapor ke Presiden.
Beliau yang nanti akan menilai dan memutuskan siapa saja yang layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Di kesempatan yang sama, Menteri Sosial Gus Ipul menjelaskan bahwa daftar nama yang diajukan telah melalui proses seleksi ketat dan pengkajian mendalam oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat selama bertahun-tahun.
Hasilnya, saya teruskan kepada Pak Fadli Zon selaku Ketua Dewan Gelar. Ya tentu ini nanti selanjutnya akan dibahas sepenuhnya dan kita tunggu hasilnya secara bersama-sama.
Gus Ipul menyebut bahwa sejumlah tokoh nasional besar masuk dalam daftar tersebut, termasuk Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid, dan aktivis buruh Marsinah.
Di antaranya Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid dan juga ada Marsinah serta beberapa tokoh lain.
Selain tokoh nasional, terdapat pula nama-nama ulama dan tokoh militer yang turut diusulkan, seperti Syaikhona Muhammad Kholil dari Bangkalan, KH Bisri Syamsuri dari PBNU, dan KH Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng, Jombang.
Dari kalangan militer, muncul nama Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf dari Sulawesi Selatan dan Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin dari Jakarta yang dikenal berjasa dalam pembangunan dan pertahanan nasional.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

