
Repelita Bandung - Skandal dugaan ijazah palsu yang menyeret nama Presiden ke-7 Joko Widodo terus menjadi perbincangan publik, bahkan setelah lebih dari empat tahun bergulir tanpa kejelasan hukum.
Dalam sebuah refleksi, M Rizal Fadillah menyebut bahwa akhir dari skandal ini bisa saja berujung pada hukuman penjara bagi Jokowi, mengingat setiap kebohongan dan kejahatan pada akhirnya akan terbongkar dan pelakunya dihukum.
Ia menilai bahwa persoalan ijazah hanyalah satu dari sekian banyak masalah yang membelit Jokowi selama menjabat sebagai kepala negara.
Skandal ini disebut mengguncang wajah politik dan hukum Indonesia, karena hanya berawal dari selembar dokumen yang seharusnya menjadi bukti pendidikan seorang Presiden.
Masyarakat yang semestinya semakin cerdas justru dinilai mentoleransi kebodohan, bahkan menghargai kebohongan dan penipuan.
Ijazah Jokowi digambarkan seperti hantu di siang bolong, menjadi simbol dari tulang punggung bangsa yang ternyata berlubang.
Rizal mengaitkan fenomena ini dengan karakter Petruk dalam pewayangan, yang ketika menjadi raja berubah menjadi pongah, serakah, dan lupa asal-usulnya.
Ia mengusulkan agar skandal ini diangkat menjadi film berjudul "Ghost Certificate", karena memiliki dimensi yang kompleks dan menyentuh berbagai aspek kehidupan berbangsa.
Film tersebut dapat mengangkat tema kecurangan akademik, operasi mafia, pabrik pemalsuan, perjuangan kejujuran, pengkhianatan, budaya menjilat, mitos, mistik, serta kebobrokan institusi.
Fragmen cerita bisa dimulai dari buku kontroversial "Jokowi Undercover" karya Bambang Tri, dilanjutkan dengan gugatan perdata, penangkapan, dan proses hukum terhadap Bambang Tri dan Gusnur.
Perjuangan TPUA, aksi massa ke kampus UGM dan kediaman Jokowi, pengaduan ke Mabes Polri, serta kemunculan para ahli seperti Dr Rismpn dan Dr Roy Suryo juga disebut sebagai bagian penting dari narasi.
Kisah lucu dan tragis dari tokoh Termul, serta terbitnya buku "Jokowi's White Paper" dan "Publik Yakin Ijazah Jokowi Palsu" turut memperkaya alur cerita.
Menurut Rizal, jika dikemas dengan baik, film ini akan menjadi tontonan yang menarik karena memadukan unsur keculasan, konspirasi, heroisme, komedi, sejarah, penjara, dan skandal berskala nasional maupun internasional.
Ia juga mengusulkan beberapa alternatif judul seperti "Petruk Berijazah Palsu", "Undercover of Gang Mulyono/UGM", "Curse of Jokowi's Diploma", dan "Ghost Termul".
Sebagai penutup, Rizal menyarankan agar para penulis skenario, produser, sutradara, dan pemain berkumpul untuk berdiskusi, misalnya di Pasar Pramuka.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

