
Repelita Trenggalek - Sebuah video singkat yang diunggah oleh akun X @Jateng_Twit pada Selasa, 21 Oktober 2025, memicu kehebohan di dunia maya setelah memperlihatkan mobil boks berlogo Badan Gizi Nasional digunakan untuk mengangkut genteng.
Peristiwa tersebut terjadi di halaman SMK Islam 1 Durenan dan langsung menyulut kemarahan serta kekecewaan dari warganet yang mempertanyakan integritas pelaksanaan program pemerintah.
Mobil yang seharusnya menjadi bagian dari program Makan Bergizi Gratis justru terlihat melenceng dari fungsinya, menimbulkan keraguan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan aset negara.
Banyak pihak mempertanyakan bagaimana kendaraan yang didedikasikan untuk mendukung gizi anak bangsa bisa digunakan untuk mengangkut material bangunan.
Di tengah sorotan publik, perhatian juga tertuju pada jenis kendaraan yang digunakan dalam insiden tersebut, yakni Suzuki Carry Pick-Up yang telah dimodifikasi menjadi mobil boks.
Suzuki Carry dikenal sebagai kendaraan niaga yang tangguh dan menjadi pilihan utama bagi pelaku usaha, termasuk sektor katering dan distribusi logistik.
Desain kabin semi-bonnet dengan kaca depan tegak menjadi ciri khas Suzuki Carry yang membuatnya mudah dikenali dan memiliki kemampuan manuver yang baik di berbagai kondisi jalan.
Mobil ini juga dilengkapi dengan pintu geser dan proporsi bodi yang ringkas namun fungsional, menjadikannya kendaraan yang fleksibel untuk berbagai kebutuhan operasional.
Keandalan mesin Suzuki Carry yang irit bahan bakar dan mudah dirawat menjadi alasan utama pemilihannya oleh berbagai instansi, termasuk BGN.
Ketersediaan suku cadang yang melimpah dari kota besar hingga pelosok turut mendukung efisiensi perawatan kendaraan ini.
Sasis yang kokoh memungkinkan Suzuki Carry mengangkut beban berat, seperti genteng, tanpa mengalami gangguan performa.
Kemampuan modifikasi yang luas menjadikan mobil ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk, mulai dari mobil boks, angkot, hingga toko berjalan.
Meski kendaraan yang digunakan terbukti tangguh dan serbaguna, insiden ini tetap menjadi pengingat bahwa tanggung jawab dan integritas pengguna jauh lebih penting daripada spesifikasi teknis alat yang digunakan.
Penyalahgunaan fasilitas negara dalam bentuk apa pun dapat mencederai kepercayaan publik dan menghambat tujuan mulia dari program-program sosial.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

