Repelita Jakarta - Sejak menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa terus menjadi sorotan publik karena gaya komunikasinya yang dinilai mirip selebritas.
Popularitasnya semakin meningkat setelah hasil survei IndexPolitica menempatkan namanya di posisi teratas sebagai calon wakil presiden 2029 dengan elektabilitas mencapai 28,65 persen.
Meski demikian, pencapaian tersebut tidak serta-merta mendapat sambutan positif dari semua kalangan, karena publik tetap menuntut bukti kerja nyata.
Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menyatakan bahwa ia tidak terkejut dengan hasil survei tersebut.
Ia mengaku sudah sejak awal memprediksi bahwa gaya komunikasi Purbaya memang diarahkan untuk kepentingan politik jangka panjang.
“Sejak awal kan saya sudah mengatakan bahwa gaya Purbaya itu punya kepentingan jangka panjang,” ujar Ferdinand pada Kamis, 30 Oktober 2025.
“Bukan kepentingan kinerja sebetulnya, tetapi dia ingin mendapat simpati masyarakat untuk kepentingan politik pada 2029,” lanjutnya.
Ferdinand menilai wajar jika Purbaya kini muncul sebagai salah satu kandidat kuat dalam bursa calon wakil presiden mendatang.
“Saya tidak heran kalau ada yang mengatakan Purbaya itu calon terkuat sebagai cawapres 2029. Ya memang itulah tujuannya Purbaya,” katanya.
Namun ia mengingatkan masyarakat agar tetap kritis dan tidak mudah terpesona oleh gaya bicara yang belum terbukti dengan hasil kerja konkret.
“Jangan mudah terhipnotis dengan gaya-gaya pencitraan, ngomong ini ngomong itu, tetapi tidak bisa kerja nyata,” tegasnya.
Ferdinand kemudian menyinggung janji Purbaya yang disampaikan pada akhir September lalu terkait penagihan utang dari sekitar 200 wajib pajak besar.
Ia menyebut bahwa Purbaya berjanji akan menagih utang senilai lebih dari Rp60 triliun dalam waktu satu minggu, namun hingga akhir Oktober belum ada hasil yang terlihat.
“Sampai sekarang sudah mau habis Oktober, enggak kelar juga barang itu,” ujarnya.
Ia menantang Purbaya untuk membuktikan ucapannya dan tidak hanya mengandalkan retorika.
“Itu aja dulu deh. Coba Purbaya buktikan mulutnya itu. Jangan cuma cawe-cawe aja. Jangan cuma omon-omon aja,” ucapnya lagi.
Ferdinand juga mengkritik kebiasaan Purbaya yang terlalu sering berkomentar terhadap berbagai isu, namun tidak diimbangi dengan kinerja yang jelas.
“Semua dikomentari, ternyata kan kinerjanya enggak jelas juga gitu loh,” tukasnya.
Ia kembali mengingatkan publik agar tidak mudah terpengaruh oleh gaya politik yang hanya mengandalkan pencitraan.
“Ayolah kita jangan mudah terhipnotis dengan selentingan-selentingan gaya tengil, gaya koboi kayak begitu. Kita butuh hasil kerja, bukan gaya,” katanya.
Menurut Ferdinand, sehebat apa pun gaya seseorang tidak akan berarti tanpa bukti kerja yang nyata.
“Gaya itu omong kosong. Mau gayanya kayak apapun, bukan urusan. Tetapi hasil kerjanya yang kita tunggu,” tandasnya.
Ia menyampaikan keprihatinan terhadap fenomena politik yang lebih menonjolkan citra dibandingkan kinerja yang dapat dirasakan masyarakat.
“Kalau belum ada hasil kerjanya, ngapain dibanggakan hanya dengan kata-kata. Aduh kacau memang bangsa kita ini,” tutupnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

