
Repelita Jakarta - Pernyataan Ferdinand Hutahaean tentang Presiden ke-2 RI Soeharto kembali menjadi sorotan setelah wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada tokoh Orde Baru itu mencuat pada Oktober 2025.
Pada 28 September 2018, Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter-nya @LawanPoLitikJW menyampaikan pendapatnya terkait sosok Soeharto.
Ia menanggapi pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengajak generasi muda untuk tidak terus-menerus mencari kesalahan Soeharto.
Ferdinand menyatakan bahwa kontribusi Soeharto bagi bangsa jauh lebih besar dibandingkan kekeliruannya.
Ia menulis, Kebaikan yg dilakukan Soeharto untuk bangsa jauh lebih banyak dari kesalahannya. Tidak ada pemimpin atau manusia yang tidak punya kesalahan.
Pernyataan tersebut muncul bertepatan dengan peringatan haul ke-11 Soeharto yang digelar pada 27 September 2018 di kediaman keluarga Cendana.
Dalam acara tersebut, AHY menyebut bahwa generasi muda harus melanjutkan semangat perjuangan para pemimpin terdahulu, termasuk Soeharto.
Ia menilai Soeharto memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa dan layak diapresiasi atas jasa-jasanya.
Namun, pada Jumat 24 Oktober 2025, Ferdinand Hutahaean yang kini dikenal sebagai politikus PDI Perjuangan, menyampaikan sikap yang sangat berbeda.
Melalui akun Instagram resminya, ia menolak keras wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
Ia menyebut langkah tersebut sebagai kegilaan luar biasa dan menilai bahwa pemerintah saat ini telah mengabaikan nilai-nilai sejarah dan hukum.
Ferdinand menyatakan bahwa banyak kasus yang diduga melibatkan Soeharto tidak pernah dituntaskan secara hukum.
Ia mengungkit tuduhan korupsi, kolusi, nepotisme, serta kekerasan yang terjadi selama masa pemerintahan Soeharto, termasuk penembakan misterius dan tragedi reformasi 1998.
Menurutnya, semua itu belum pernah diselesaikan secara adil di pengadilan.
Ia menegaskan bahwa Soeharto pernah dicap sebagai pemimpin terkorup dan tidak layak disandingkan dengan para pahlawan nasional yang telah berjuang tanpa noda sejarah kelam.
Ferdinand menyebut bahwa penempatan nama dan foto Soeharto di antara deretan pahlawan nasional merupakan bentuk pelecehan terhadap sejarah dan para pejuang sejati bangsa.
Secara pribadi, Ferdinand menyatakan penolakan tegas terhadap rencana pemberian gelar tersebut.
Ia berkata, Saya Ferdinand Hutahaean menolak dengan tegas pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto karena memang tidak layak sama sekali.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut bahwa usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto telah melalui proses panjang dan pertimbangan yang mendalam.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

