Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

DPR Diminta Panggil Pemegang Proyek Whoosh, Telusuri Dugaan Markup dan Keterlibatan Bank of China

Repelita Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat diminta segera memanggil seluruh pihak yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh guna mengusut dugaan penggelembungan anggaran.

Permintaan tersebut disampaikan oleh pengamat politik dari Motion Cipta Matrix, Wildan Hakim, yang menilai bahwa biaya proyek Whoosh terlalu tinggi jika dibandingkan dengan proyek kereta cepat di Arab Saudi.

Wildan menyarankan agar Bank of China dan empat badan usaha milik negara yang terlibat dalam proyek segera melakukan evaluasi terhadap biaya riil pembangunan.

Ia menekankan perlunya peninjauan terhadap kontraktor, bagian pengadaan, negosiator dari Bank of China, serta para direktur BUMN yang menandatangani kerja sama proyek.

Ada beberapa pihak yang harus dievaluasi. Kontraktor yang terlibat, bagian pengadaan, negosiator dari Bank of China, serta para direktur empat BUMN yang ikut serta dalam penandatangan kerja sama.

Menurut Wildan, pembengkakan anggaran proyek kemungkinan besar berasal dari penyusunan Harga Perkiraan Sementara untuk setiap jenis pekerjaan.

Ia menduga bahwa biaya tambahan bisa saja disisipkan dalam proses penyusunan anggaran.

Markup harga untuk tiap jenis pekerjaan juga berpeluang dilakukan oleh perencana anggaran.

Wildan menambahkan bahwa keberadaan proyek kereta cepat Arab Saudi dapat menjadi pembanding yang relevan bagi tim evaluator.

Dengan adanya proyek kereta api cepat Arab Saudi, tim evaluator kini punya pembanding. Dari situ akan terlihat jelas, ada selisih biaya di bagian mana. Dengan begitu, angka-angka yang tidak wajar bisa diketahui.

Ia juga merujuk pada pernyataan mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Ignasius Jonan, yang menyebut bahwa proyek KCJB tidak layak secara teknis dan finansial.

Dari penilaian faktual versinya Pak Jonan, kita semua tahu ada perhitungan yang salah. Dengan panjang rute hanya 140 kilometer, nilai kontraknya kok bisa lebih dari Rp100 triliun. Seharusnya, para pihak yang menyusun estimasi biaya langsung dievaluasi saat itu juga sebelum proyek dilaksanakan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved