Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Di Mata Purbaya, Programmer Korea di Proyek Coretax Tak Ada Nilainya, Hasil Kerjanya Ecek-ecek

 PURBAYA KRITIK CORETAX - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa panggil hacker Indonesia terbaik gara-gara sistem keamanan siber Coretax buatan programmer Korea Selatan disebut mirip produk gagal. (Kolase TribunTrends/Instagram MenkeuRI)

Repelita Jakarta - Suasana ruang rapat Kementerian Keuangan pada Jumat siang, 25 Oktober 2025, mendadak tegang setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap fakta mengejutkan di hadapan para pejabat dan awak media.

Dengan suara tegas yang sarat nada kecewa, Purbaya menyingkap kenyataan pahit di balik proyek digitalisasi perpajakan senilai Rp1,2 triliun yang selama ini digadang-gadang sebagai tulang punggung reformasi sistem pajak nasional.

Proyek tersebut adalah Coretax, sistem digital yang sejak awal diimpikan menjadi simbol modernisasi Direktorat Jenderal Pajak. Namun, kenyataan di lapangan jauh dari harapan.

Sistem Coretax dilaporkan sering mengalami gangguan teknis seperti error, lambat, dan gagal diakses oleh petugas pajak di berbagai daerah. Untuk pertama kalinya, Purbaya membongkar kondisi sebenarnya di balik proyek tersebut.

Begitu mereka dapat source code-nya, dilihat sama orang saya. Komentarnya lucu deh. Dia bilang, wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA, ujar Purbaya sambil menggelengkan kepala di Kantor Kemenkeu.

Pernyataan itu langsung membuat suasana ruangan riuh. Jarang ada pejabat yang berani menyampaikan kritik setajam itu, apalagi terhadap perusahaan teknologi asing.

Purbaya menyebut hasil pekerjaan konsorsium LG CNS–Qualysoft asal Korea Selatan sebagai pemenang tender proyek Coretax sangat jauh dari standar profesional yang seharusnya.

Jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya, kelihatannya. Indonesia ini sering dikibuli asing. Begitu denger nama LG, wah langsung kagum. Tapi di bidang programming beda ya, ini bukan soal K-pop, ujarnya dengan nada sinis.

Ia menjelaskan bahwa kode program Coretax penuh dengan bug dan cacat desain. Akibatnya, sistem sering mengalami gangguan fatal seperti tidak bisa login, timeout, tampilan blank, bahkan salah mengarahkan pengguna ke halaman lain.

Dari problem kritis yang sering dialami pengguna, itu sudah cukup banyak terasa, bebernya.

Selain kualitas yang buruk, target penyelesaian proyek juga molor jauh dari rencana. Purbaya menyebut bagian pekerjaan yang ditangani LG sebagai titik paling lemah dan paling lambat diselesaikan.

Sesuai target awal, yang di depan dan tengah bisa dibereskan. Tapi yang di bawah, yang di LG, enggak bisa. Ya karena dasarnya memang dari sananya sudah bermasalah, ujarnya blak-blakan.

Bagi Purbaya, masalah ini bukan sekadar teknis, melainkan bentuk ketergantungan berlebihan pada pihak asing yang justru melemahkan kemampuan bangsa sendiri.

Karena itu, ia berencana mengambil langkah tegas dengan memutus kontrak kerja sama dengan LG dan memperkuat tim teknologi informasi dalam negeri.

Adanya ketergantungan pada pihak asing nanti ke depan akan kita putus. Apalagi kalau kualitasnya jelek seperti itu. Orang Indonesia punya kemampuan dan kita akan manfaatkan itu dengan serius, tegasnya.

Meski banyak persoalan, Purbaya masih melihat adanya kemajuan. Ia optimistis bahwa jika seluruh source code Coretax diserahkan penuh ke pemerintah, maka perbaikan bisa dilakukan lebih cepat dan efisien oleh tenaga lokal.

Coretax memang belum sempurna, tapi kemajuannya signifikan. Saya yakin, begitu kodenya dikasih ke kita dan kita bisa ubah sendiri, itu akan cepat diberesin, ujarnya.

Di balik nada tegasnya, tersimpan rasa jengkel yang tak bisa disembunyikan. Bagaimana mungkin proyek bernilai triliunan rupiah uang rakyat justru menghasilkan sistem yang kacau dan dikerjakan oleh tenaga yang tidak memenuhi standar profesional global.

Kini publik menanti apakah langkah tegas Purbaya akan benar-benar diambil dan apakah pemerintah berani menendang perusahaan asing dari proyek strategis nasional ini.

Satu hal yang pasti, kasus Coretax menjadi cermin pahit tentang bagaimana bangsa ini masih sering diperdaya oleh gemerlap nama besar asing dan bagaimana keberanian untuk berkata jujur menjadi langkah awal menuju kemandirian teknologi.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved