Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Dedi Mulyadi Tegaskan Air Aqua Bersumber dari Mata Air Pegunungan, KDM Plin Plan?

 Kini Akui Aqua dari Mata Air Pegunungan, KDM Plin-Plan? - DEMOCRAZY.ID

Repelita Jawa Barat - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM mengakui bahwa air Aqua memang bersumber dari pegunungan. Pernyataan itu disampaikannya saat melakukan kunjungan kedua ke pabrik Aqua di Subang, Jawa Barat, untuk meninjau proses produksi dan sistem pengambilan air dari mata air pegunungan.

Dalam kunjungannya, KDM menjelaskan bahwa mata air dibuatkan jalur pipa khusus agar tetap terlindungi dan kualitasnya terjaga sebelum masuk ke proses produksi. Mata air pegunungan clear. Emang saya datang ke sini ada niat gak jelek-jelekin Aqua, katanya saat meninggalkan pabrik pada Senin, 27 Oktober 2025.

Selama ini, banyak konsumen mengira air pegunungan yang dikonsumsi langsung diambil dari permukaan sungai atau aliran di antara bebatuan. Namun, pakar hidrogeologi menekankan bahwa air pegunungan berasal dari sistem akuifer alami yang terbentuk melalui proses geologi bertahun-tahun.

Profesor Lambok M. Hutasoit dari Institut Teknologi Bandung menjelaskan bahwa air hujan yang turun ke pegunungan meresap melalui lapisan batuan dan tanah hingga membentuk akuifer bawah tanah. Sistem resapan alami ini berfungsi menyaring air secara alami sekaligus menambah kandungan mineral penting.

Sumber air pegunungan itu berada dalam sistem akuifer yang dihasilkan dari proses alami di pegunungan, yaitu hujan yang meresap ke dalam tanah, lalu mengalir ke sumber air dan diambil dari akuifer bawah tanah di pegunungan, jelas Profesor Lambok, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025.

Pemilihan air dari akuifer pegunungan untuk industri Air Minum Dalam Kemasan memiliki dasar ilmiah. Air jenis ini lebih terjamin kualitasnya dibandingkan air tanah biasa, yang berpotensi terkontaminasi. Profesor Lambok menekankan, tidak semua air tanah aman untuk dikonsumsi karena bisa mengandung zat berbahaya seperti Kromium VI.

Ancaman pencemaran dari berbagai sumber menjadikan pemilihan lokasi akuifer pegunungan sangat penting. Batuan pasir, kapur, dan gamping dianggap ideal karena mampu menyaring air secara alami dan melarutkan mineral. Sebaliknya, batuan lumpur lebih rawan terhadap kontaminasi.

Batuan yang mengandung air dapat ditemukan di kedalaman dangkal maupun dalam, tetapi yang dangkal biasanya lebih rawan kontaminasi, baik dari toilet, selokan, maupun limbah lain, paparnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved