
Repelita Bandung – Perdebatan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Dedi terus mengangkat isu anggaran daerah melalui konten di media sosial, yang justru memicu sorotan tajam dari publik.
Salah satu kritik datang dari akun media sosial @Dayak2018 yang menyoroti langkah Dedi dalam mengunggah informasi keuangan daerah. Netizen tersebut mengaitkan tindakan Dedi dengan insiden dalam acara hajatan anaknya yang menelan korban jiwa.
“Semenjak dia hajatan ada korban meninggal, KDM makin ngaco dan ngawur,” tulis akun tersebut pada Selasa, 28 Oktober 2025.
“Apa dia sudah korslet ya,” lanjutnya.
Komentar tersebut muncul setelah Dedi mengumumkan rencananya untuk mempublikasikan saldo rekening kas umum daerah (RKUD) secara rutin melalui akun media sosial pribadinya. Ia menyebut langkah ini sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat.
Dedi menyatakan bahwa publikasi saldo RKUD akan dilakukan setiap hari. Ia menegaskan bahwa hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa belanja pemerintah daerah dilakukan secara terbuka dan dapat diakses oleh publik.
“Betul, akan di-posting setiap hari,” ujar Dedi.
Langkah ini mulai ia lakukan sejak isu pengendapan dana kas daerah dalam bentuk deposito mencuat di media. Dalam unggahan pekan lalu, Dedi membuka posisi RKUD di Bank BJB yang tercatat sebesar Rp2,4 triliun.
“Untuk apa sih dilakukan ini? Memberikan penjelasan kepada publik bahwa belanja pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dilakukan secara terbuka, bisa diakses oleh publik,” kata Dedi.
Meski mendapat dukungan dari sebagian kalangan, langkah Dedi juga menuai kritik dari netizen yang menilai pendekatan tersebut tidak relevan dengan situasi yang sedang dihadapi. Perdebatan ini menjadi bagian dari dinamika komunikasi publik antara pejabat daerah dan pusat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

