Repelita Jakarta - Pakar Ekonomi Politik, Ichsanuddin Noorsy, menyampaikan kritik tajam terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang menurutnya telah mengorbankan kedaulatan negara.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam program Rakyat Bersuara, menanggapi ucapan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, yang sebelumnya menyebut proyek Whoosh sudah busuk sejak awal.
“Kita minta penjelasan kepada Luhut, apa pengertian busuknya? Gitu loh,” ujar Ichsanuddin dalam tayangan yang dikutip dari iNews TV, Senin, 27 Oktober 2025.
Ia juga menyoroti peran Menteri Perhubungan saat itu, Budi Karya Sumadi, yang tetap menjalankan proyek tersebut meski dinilai bermasalah.
“Tanya juga kepada Budi Karya Sumadi, kenapa dia jalankan. Gitu loh Bung. Tanya juga sama timnya, kenapa lu tandatangani pembegkakan gitu loh,” lanjutnya.
Ketika ditanya oleh host program, Aiman Witjaksono, apakah proyek Whoosh berarti menggadaikan kedaulatan negara, Ichsanuddin menjawab dengan tegas.
“Nah, kalau Anda bilang itu menjual. Saya bilang kepada Anda, tesis tentang investasi asing dan pinjaman luar negeri pada hakikatnya adalah menggadaikan kedaulatan negara,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa proyek Whoosh bukan satu-satunya yang mengorbankan kedaulatan, melainkan ada beberapa proyek lain yang memiliki pola serupa.
“Saya temukan terakhir dua, ISLE, Indonesia Sustainability Least Cost Electrification. One and Two. Anda membeli kebijakan, Anda membeli utang, Anda membiayai PLTS, padahal PLTS itu teknologinya dari luar,” jelas Ichsanuddin.
Menurutnya, pembiayaan proyek dengan utang luar negeri dan penggunaan teknologi asing merupakan bentuk nyata dari pelepasan kendali nasional atas kebijakan pembangunan.
“Itu terjadi. Itu sudah terjadi. Anda beli kebijakan untuk PLTS, Anda kemudian melakukan yang namanya pinjaman untuk membayar PLTS. Anda kemudian membangun teknologi dengan beli lagi keluar. Ayo coba,” tutupnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

