Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] GEGER Gubernur Jawa Barat Temukan Fakta Air Produksi Aqua di Subang Diambil dari Sumur Bor Bawah Tanah

Repelita Subang – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan kunjungan ke pabrik Aqua di Subang pada Senin, 20 Oktober 2025, dan menemukan fakta baru terkait sumber air yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Ia semula mengira bahwa air yang diproduksi berasal dari mata air pegunungan, namun ternyata air tersebut diambil dari sumur bor dalam yang menyedot air bawah tanah.

Dalam dialog langsung di lokasi, Dedi mempertanyakan asal air yang digunakan dalam produksi. Ia terkejut saat mengetahui bahwa air tersebut bukan berasal dari sungai atau mata air permukaan, melainkan dari kedalaman tanah yang dibor secara vertikal.

Artinya di dalam pikiran saya bahwa ini dikira oleh saya airnya adalah air mata air. Karena namanya air pegunungan, kan? Yang satu air mata air, bukan? Yang 60 juga air bawah tanah. Berarti di bor, ungkap Dedi saat meninjau fasilitas produksi.

Ia juga menyoroti potensi dampak lingkungan dari pengambilan air bawah tanah, terutama di wilayah pegunungan yang memiliki risiko pergeseran tanah lebih tinggi dibandingkan daerah dataran. Menurutnya, eksploitasi air tanah secara masif dapat memicu bencana seperti longsor dan banjir.

Cuman air gunung nggak ambil bawah tanah apa nggak geser gitu tanahnya? Kalau daerah pedataran geser tanah nggak beresiko. Ini daerah pegunungan. Kalau ininya geser, bisa geser nggak? Kan saya mikir itu, gitu lho, ujarnya.

Dari penjelasan pihak pabrik, diketahui bahwa sumur bor yang digunakan memiliki kedalaman bervariasi, mulai dari 60 meter hingga lebih dari 130 meter. Dedi mempertanyakan apakah pengambilan air dari kedalaman tersebut telah melalui kajian dampak lingkungan yang memadai.

Berapa kedalamannya? 132. Kalau yang sumur 4, ya? Ini 102. Terus satu lagi? Kalau yang sumur 2, 60 Pak, tanya Dedi dalam dialog terbuka.

Ia juga mengaitkan fenomena banjir dan longsor yang kini sering terjadi di wilayah Kasomalang dengan perubahan struktur tanah akibat penebangan hutan dan eksploitasi air tanah. Menurutnya, wilayah tersebut sebelumnya tidak pernah mengalami banjir, namun kini menjadi langganan bencana.

Salah satu tesis yang hari ini terjadi adalah dulu Kasomalang itu nggak pernah banjir. Hari ini Kasomalang itu banjir. Berarti kan ada problem lingkungan akut yang harus segera dibenahi. Terus yang kedua, longsor sering terjadi, kata Dedi.

Mantan Bupati Purwakarta itu mendorong agar dilakukan penelitian mendalam mengenai dampak pengambilan air bawah tanah terhadap lingkungan. Ia menyebut bahwa perlu ada kajian menyeluruh untuk mengetahui apakah longsor disebabkan oleh penebangan hutan atau faktor lain yang belum teridentifikasi.

Makanya longsor sering terjadi itu problemnya apa sih? Apa memang hutannya yang ditebang kemudian kering ketika hujan longsor? Atau memang ada aspek-aspek lain yang harus menjadi bahan penelitian? Ini saya lagi mikir, ucapnya.


Dedi juga meminta agar perusahaan bersikap terbuka mengenai jumlah dan titik pengambilan air, serta mengingatkan agar tidak ada praktik manipulasi data. Ia menyoroti adanya perusahaan yang mengklaim hanya memiliki satu titik pengambilan, padahal kenyataannya lebih dari itu.

Soalnya banyak perusahaan ngakunya satu titik pasangnya lima. Ada yang begitu, sindirnya.

Kunjungan tersebut menjadi sorotan publik karena mengungkap fakta bahwa air mineral yang selama ini dikenal berasal dari pegunungan, ternyata bukan dari mata air alami, melainkan dari air bawah tanah yang diambil menggunakan sumur bor dalam.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved