Repelita Jakarta - Managing Director Political Economy and Policy Studies Anthony Budiawan menyampaikan kritik tajam terhadap pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan terkait restrukturisasi utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Anthony menilai bahwa pernyataan Luhut mengenai kesepakatan perpanjangan masa pembayaran utang menjadi 60 tahun merupakan bentuk pembodohan publik.
Ini membodohi publik. Orang kita belum bayar cicilan kok, apa yang mesti direstrukturisasi?
Menurut Anthony, hingga saat ini Indonesia bahkan belum memulai pembayaran cicilan pokok utang kepada China, dan masih menghadapi kesulitan dalam membayar bunga pinjaman.
Ia menyebut bahwa pembayaran bunga saja telah mencapai Rp2 triliun, sehingga wacana restrukturisasi dari 40 tahun menjadi 60 tahun dianggap tidak relevan.
Rp2 triliun itu buat bayar bunga saja. (Restrukturisasi) ini pembodohan. Jadi percuma restrukturisasi dari 40 tahun menjadi 60 tahun. Wong kita belum bayar cicilannya bos.
Anthony menyatakan bahwa pernyataan Luhut dapat dikategorikan sebagai bentuk pembohongan terhadap publik.
Jadi dia (Luhut) bisa diadukan sebagai pembohongan publik.
Sebelumnya, Luhut menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia dan China telah menyepakati restrukturisasi pembiayaan proyek kereta cepat dengan memperpanjang masa pembayaran utang hingga 60 tahun.
Kemarin kami bicara dengan Kementerian Keuangan, tidak ada masalah, karena kalau kita restructuring 60 tahun kan jadi lebih kecil. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

