Repelita Kuala Lumpur - Salah satu anggota Parlemen Malaysia dari Partai Perikatan Nasional, Datuk Wan Saifulruddin bin Wan Jan, melontarkan kritik terhadap pemerintah atas insiden salah penyebutan nama Presiden Republik Indonesia dalam siaran langsung KTT ASEAN oleh Radio Televisyen Malaysia (RTM).
Kritik tersebut disampaikan Saiful dalam sesi sidang Dewan Rakyat yang digelar di Gedung Parlemen Malaysia pada Senin, 27 Oktober 2025.
Dalam rapat tersebut, Saiful mengaku merasa malu atas kesalahan penyebutan nama Presiden Prabowo Subianto menjadi Joko Widodo oleh komentator RTM.
Ia meminta Kementerian Komunikasi Malaysia untuk lebih cermat dan tidak melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi dalam konteks diplomatik.
Saiful menekankan pentingnya menjaga akurasi dalam menyebut nama pemimpin negara yang datang berkunjung ke Malaysia.
Menurutnya, kesalahan tersebut telah mencoreng citra negara dan memaksa pemerintah untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Ia menyebut bahwa insiden tersebut membuat dunia internasional melihat kelemahan dalam sistem penyiaran nasional Malaysia.
Pernyataan Saiful disampaikan dalam rapat yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Parlemen Malaysia.
Sebelumnya, RTM telah menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan yang terjadi dalam siaran langsung ketibaan para pemimpin ASEAN di Pusat Konvensi Kuala Lumpur (KLCC) pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Dalam siaran tersebut, komentator RTM keliru menyebut Presiden Republik Indonesia sebagai Joko Widodo, padahal saat ini jabatan tersebut dipegang oleh Prabowo Subianto.
Departemen Penyiaran Malaysia menyatakan bahwa kesalahan tersebut terjadi dalam rangkaian siaran langsung KTT Ke-47 ASEAN dan pertemuan terkait.
RTM menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Republik Indonesia, Pemerintah Indonesia, serta seluruh pihak yang terdampak atas kekeliruan tersebut.
Pihak RTM menyebut bahwa mereka telah melakukan penyelidikan internal dan mengakui kesalahan komentator dalam menyebut nama Presiden RI.
Sebagai bentuk tanggung jawab, RTM menyatakan akan memperkuat pengawasan editorial dan meningkatkan proses pemeriksaan fakta dalam setiap siaran.
Langkah tersebut diambil untuk memastikan bahwa seluruh informasi yang disampaikan kepada publik bersifat akurat dan disampaikan dengan integritas tinggi.
RTM juga menegaskan komitmennya untuk menjaga kualitas siaran, terutama dalam konteks acara kenegaraan dan diplomatik yang melibatkan pemimpin dunia (*).
Editor: 91224 R-ID Elok

