Menurut pengamatannya, hubungan keduanya tampak harmonis di depan publik, namun terselip persaingan halus dalam menjaga citra dan popularitas di mata masyarakat.
Dalam analisisnya, Alifurrahman menilai Presiden Prabowo tengah berupaya menjaga keseimbangan popularitas agar tidak sepenuhnya didominasi oleh aktivitas Wakil Presiden.
Ia menyebut bahwa gaya blusukan Gibran yang aktif turun ke lapangan menjadi faktor yang memperkuat daya tariknya di media, sehingga Prabowo perlu mengambil langkah strategis agar tidak kehilangan panggung politik.
“Prabowo sebagai presiden selama ini, kalau kita perhatikan dalam kesimpulan saya nampaknya juga kesulitan untuk mengimbangi popularitas atau gaya blusukan wapresnya, gitu,” ujar Alifurrahman dalam kanal YouTube Seword TV pada 30 Oktober 2025.
Salah satu contoh yang disoroti adalah momen ketika terjadi bencana banjir di Bekasi dan Bali.
Gibran lebih dahulu hadir di lokasi untuk memberikan arahan dan perhatian langsung kepada masyarakat.
Tak lama berselang, Presiden Prabowo juga turun ke titik yang sama, yang oleh sebagian pihak dipandang sebagai langkah politik untuk mengembalikan sorotan media kepada kepala negara.
Langkah-langkah cepat yang dilakukan Prabowo, termasuk kunjungan langsung ke Bali usai perjalanan luar negeri, dinilai sebagai bentuk strategi politik yang matang.
Hal ini memperlihatkan bahwa sang presiden berupaya memaksimalkan setiap momentum untuk memperkuat citranya di tengah meningkatnya popularitas wakilnya.
Fenomena ini memperlihatkan dinamika menarik dalam kepemimpinan nasional saat ini. Meski tampak solid, relasi antara Prabowo dan Gibran disebut mengandung unsur kompetisi wajar yang kerap muncul dalam politik praktis.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

