Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Warga Bali Sentil Gibran di Pos Pengungsian Tohpati Minta Solusi Permanen Banjir

Gibran Turun ke Posko Pengungsi Banjir Bali, Minta Anak hingga Lansia Diprioritaskan

Repelita Bali - Kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di lokasi pengungsian banjir Tohpati, Bali, pada Minggu, 14 September 2025, menarik perhatian luas. Kedatangan orang nomor dua di republik ini membuat warga yang sedang berjibaku dengan lumpur dan genangan langsung berkumpul menyambutnya.

Suasana penuh keprihatinan itu kian terasa ketika seorang perwakilan warga menyampaikan ungkapan terima kasih atas bantuan pemerintah. Namun, ia juga menuturkan keluh kesah yang selama ini menghantui kehidupan mereka akibat banjir tahunan.

“Yang paling penting mohon solusinya untuk banjir ini. Hampir tiap tahun kami banjir, terutama di kompleks Siulang itu sudah traumatis bagi warga,” ucap warga dengan nada lirih melalui rekaman video yang diterima redaksi.

Ia menegaskan bahwa yang masyarakat perlukan bukan sekadar bantuan darurat, melainkan langkah permanen yang benar-benar menyentuh akar permasalahan. Menurutnya, banjir yang terus berulang membuat warga kehilangan rasa aman dan cemas setiap kali musim hujan tiba.

Warga berharap pemerintah pusat segera menggandeng para ahli untuk merumuskan solusi menyeluruh. Salah satu hal yang mereka soroti adalah sistem gorong-gorong hilir yang dianggap tidak memadai menampung volume air saat hujan deras.

“Harapan kami tahun depan Pak Wapres tidak perlu datang ke sini lagi. Kalau Bapak tidak datang, artinya tidak ada banjir,” ungkap warga itu penuh harap.

Pernyataan tersebut terdengar sebagai doa sekaligus tantangan bagi pemerintah. Warga menegaskan bahwa mereka ingin melihat perubahan nyata, bukan hanya janji yang tak kunjung diwujudkan.

Wapres Gibran dalam kunjungannya tampak mendengarkan dengan saksama aspirasi masyarakat. Ia juga meninjau langsung kondisi pemukiman yang terendam banjir dan berbincang dengan sejumlah keluarga terdampak.

Masyarakat setempat menilai kehadiran Gibran menjadi bukti bahwa pemerintah pusat memberi perhatian. Namun mereka menekankan, perhatian saja tidak cukup tanpa disertai langkah nyata yang mampu menghentikan siklus bencana tahunan.

Beberapa warga mengaku sudah lelah dengan situasi yang berulang. Mereka menginginkan proyek jangka panjang berupa normalisasi sungai, perbaikan drainase, dan pembangunan tanggul yang dapat menahan limpasan air.

Selain itu, warga menyoroti faktor lingkungan yang memperburuk banjir. Alih fungsi lahan, minimnya ruang resapan air, serta pembangunan tanpa kajian tata ruang dianggap sebagai pemicu utama.

Gibran sempat berbicara dengan petugas tanggap darurat yang masih berjaga di lokasi. Ia meminta laporan detail terkait jumlah warga terdampak dan upaya penanganan sementara yang telah dilakukan pemerintah daerah.

Wapres juga menyerahkan bantuan logistik berupa makanan siap saji, obat-obatan, serta perlengkapan tidur bagi pengungsi. Meski bantuan itu disambut dengan rasa syukur, warga tetap menekankan bahwa solusi permanen adalah hal utama yang mereka nantikan.

Para pengungsi berharap pemerintah tidak hanya hadir ketika bencana terjadi, tetapi juga memastikan langkah antisipatif berjalan maksimal. Mereka ingin agar anak-anak bisa kembali bersekolah dengan tenang tanpa dihantui risiko banjir.

Beberapa warga bahkan menyebut banjir yang melanda kali ini sebagai yang terparah dalam lima tahun terakhir. Banyak rumah yang terendam hingga lutut, bahkan ada yang mencapai pinggang orang dewasa.

Warga yang kehilangan barang-barang berharga kini mengandalkan bantuan seadanya untuk bertahan hidup di pengungsian. Mereka berharap masa sulit ini menjadi titik balik perhatian pemerintah.

Di sisi lain, sejumlah aktivis lingkungan di Bali turut angkat bicara. Mereka mendesak agar pemerintah melakukan evaluasi total tata ruang kota serta mempercepat proyek mitigasi bencana.

Mereka juga mengingatkan bahwa Bali sebagai destinasi wisata dunia tidak boleh dibiarkan terus-menerus menjadi langganan banjir. Jika masalah ini tidak segera diatasi, citra Bali di mata dunia bisa ikut terdampak.

Kunjungan Gibran di Tohpati pun menjadi simbol harapan sekaligus ujian. Apakah pemerintah benar-benar mampu memberikan solusi jangka panjang, atau sekadar hadir dengan janji tanpa kepastian.

Masyarakat kini menunggu langkah konkret pemerintah pusat dan daerah. Mereka ingin agar banjir yang datang tiap tahun hanya tinggal cerita, bukan lagi kenyataan pahit yang harus dihadapi berulang kali.

Kalimat penuh harap dari warga, bahwa ketidakhadiran pejabat berarti tidak ada banjir, menjadi pesan kuat yang ditujukan langsung kepada pemerintah. Pesan itu sekaligus doa agar bencana tahunan benar-benar berakhir di masa mendatang.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved