
Repelita Jakarta - Analis Politik dan Militer Universitas Nasional, Selamat Ginting, memberikan penilaian terkait kerusuhan demo yang terjadi sejak 25 Agustus 2025 lalu.
Menurutnya, kerusuhan tersebut tidak bisa dilepaskan dari pertarungan antar elit baik di tingkat lokal maupun global, sehingga sulit mengungkap siapa aktor utama di balik insiden ini.
Selamat menekankan perlunya membedakan antara massa aksi dengan massa perusuh, mengingat sebagian besar pihak yang ditangkap berusia 19 hingga 25 tahun dan banyak merupakan pencari kerja.
Ia menambahkan, beberapa di antaranya mungkin memiliki catatan hukum sebelumnya di kepolisian, dan ada dugaan massa telah diatur pasca demo 25 Agustus, seperti dikutip Forum Keadilan TV pada Kamis (4/9/2025).
Selamat juga mengaitkan kerusuhan dengan dinamika politik, terutama elit pemerintah yang terancam reshuffle menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, serta pengaruh elit global.
Ia menekankan posisi Indonesia kini berada dalam pertarungan pengaruh global, di mana tiga negara adidaya yakni Amerika, Tiongkok, dan Rusia tengah berebut pengaruh di kawasan.
Selain itu, oligarki lama yang berkuasa selama sepuluh tahun era Jokowi kini merasa terancam dan bersatu dengan kelompok yang frustasi terhadap kondisi ekonomi, sehingga membentuk situasi yang kompleks.
Selamat Ginting menilai semua faktor ini saling terkait dan berkontribusi pada eskalasi kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

