Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Rencana Merger Pelita Air dan Garuda: Alasan hingga Bocoran Skemanya

Rencana Merger Pelita Air dan Garuda: Alasan hingga Bocoran Skemanya

Repelita Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan melebur sejumlah anak usaha, termasuk sektor penerbangan di mana Pelita Air direncanakan bergabung dengan PT Garuda Indonesia Tbk.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menjelaskan bahwa pelepasan unit bisnis dilakukan melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara. Menurutnya, langkah ini diambil agar Pertamina dapat lebih fokus pada bisnis inti yaitu minyak, gas, dan energi terbarukan.

Simon menegaskan bahwa seluruh langkah strategis dilakukan demi menjaga reputasi perusahaan sekaligus memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan. Ia menambahkan bahwa perseroan juga berkomitmen melakukan advokasi kebijakan yang lebih kuat serta komunikasi yang efektif dalam setiap kebijakan bisnisnya.

Ia menyebutkan bahwa optimalisasi proses bisnis akan dilakukan di seluruh lini agar setiap aktivitas bisa berlangsung efisien dan efektif. Pertamina juga akan mengintegrasikan tiga subholding di sektor hilir migas, yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping.

Rencana penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia sendiri sudah muncul sejak Agustus 2023. Tujuan utama merger tersebut adalah efisiensi yang diinisiasi Kementerian BUMN guna menekan biaya logistik di sektor penerbangan. Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan Garuda Indonesia yang sempat terancam bubar berhasil diselamatkan dan tetap dipertahankan sebagai maskapai penerbangan nasional.

Meski demikian, muncul kekhawatiran kondisi keuangan Garuda Indonesia yang bermasalah dapat memengaruhi kinerja Pelita Air. Padahal sepanjang 2024, Pelita Air mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 81,34 persen serta untuk pertama kalinya berhasil mencetak laba. Tingkat keterisian kursi maskapai tersebut mencapai 81 persen dengan ketepatan waktu penerbangan di atas 90 persen. Bahkan pada Agustus 2024 Pelita Air telah membuka rute internasional perdana Jakarta–Singapura.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengungkapkan bahwa ada dua skema yang dikaji pemerintah terkait penggabungan maskapai. Skema pertama adalah lisensi penerbangan reguler Pelita Air akan dialihkan ke Citilink, anak usaha Garuda Indonesia. Sementara skema kedua, Pelita Air, Garuda, dan Citilink akan diintegrasikan ke dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney.

Kartika menambahkan, keputusan akhir akan sangat tergantung pada keberhasilan restrukturisasi Garuda Indonesia. Hingga akhir 2024, kepastian merger masih belum jelas, namun pada September 2025 isu penggabungan kembali mencuat seiring dengan arahan pengelolaan maskapai pelat merah di bawah BPI Danantara.

Pelita Air sendiri resmi mengumumkan jadwal operasi komersial perdananya pada 28 April 2022 dengan rute Jakarta–Bali. Meski baru tiga tahun beroperasi sebagai maskapai komersial, perusahaan ini sejatinya sudah berdiri sejak 1970 untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan transportasi di sektor migas.

Sejarah Pelita Air berawal dari pembentukan departemen layanan udara Pertamina pada 1963. Tujuh tahun kemudian, departemen tersebut ditutup dan digantikan oleh PT Pelita Air Service sebagai anak usaha yang otonom. Sejak saat itu, Pelita Air dipercaya untuk melaksanakan penerbangan charter, kargo, evakuasi medis, hingga mendukung operasi migas di Indonesia.

Hingga kini, Pelita Air melayani penerbangan komersial dengan armada Airbus A320 serta mengoperasikan pesawat rotary wing dan fixed wing. Layanan tersebut menjangkau berbagai wilayah di Indonesia untuk mendukung kegiatan transportasi maupun industri strategis.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved