Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Sorotan Setelah Disindir Legislator PDIP di Rapat Perdana

 

Repelita Jakarta - Purbaya Yudhi Sadewa resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan baru dan dalam waktu dua hari, namanya langsung menjadi sorotan nasional.

Fenomena ini menarik perhatian Komisi XI DPR RI, khususnya dari Fraksi PDIP yang diwakili Harris Turino.

Dalam rapat kerja perdana Menkeu dengan Komisi XI DPR di Senayan, Jakarta, Harris membuka pembicaraan dengan nada sindiran ringan.

“Pertama-tama saya ucapkan selamat, Pak. Baru dua hari jadi menteri, sekaligus dua hari Bapak sudah jadi orang paling viral di seluruh Indonesia,” ujar Harris sambil tersenyum.

Sorotan Harris terutama terkait target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Purbaya.

Ia menegaskan bahwa APBN 2026 dipatok pada 5,4%, sementara Purbaya menargetkan pertumbuhan lebih tinggi, yakni 6–7%.

Harris menekankan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar, termasuk PHK, pengangguran tinggi, daya beli masyarakat yang lemah, defisit APBN, utang jatuh tempo, serta tekanan ekonomi global.

“Harapan kita semua tentu sejalan dengan Presiden Prabowo yang berkali-kali menyebut target pertumbuhan 8%. Kita ingin ke sana, tetapi dari angka 5,4% ke 6–7% pasti ada konsekuensi dan parameter lain yang berubah,” jelas Harris pada Rabu, 10 September 2025.

Dalam rapat, Harris menyinggung strategi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan lebih tinggi, termasuk kemungkinan perubahan kebijakan fiskal dan utang negara.

“Kalau target 6 sampai 7% itu ingin dicapai, apa yang akan berubah, Pak? Apakah utang negara akan diperlonggar sehingga beban utang kita semakin besar, atau ada kebijakan lain? Kira-kira target ini bisa tercapai kapan?” tanya Harris.

Sebelumnya, Purbaya sempat menuai kontroversi karena ucapannya terkait tuntutan “17+8” yang viral di masyarakat.

Ia sempat menyebut hal itu hanya suara sebagian kecil rakyat, namun segera mengoreksi pernyataan tersebut.

“Bukan sebagian kecil. Maksud saya, ketika ekonomi sedang tertekan, banyak masyarakat yang merasakan kesulitan. Itu bisa jadi sebagian besar kalau sampai turun ke jalan,” jelas Purbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 9 September 2025.

Ucapan tersebut disertai permintaan maaf atas kesalahpahaman yang muncul dan janji untuk lebih berhati-hati menyampaikan pernyataan di masa mendatang.

Menkeu Purbaya menegaskan komitmennya mengembalikan kepercayaan publik melalui langkah nyata di bidang ekonomi.

Ia menekankan prioritas pemerintah adalah mempercepat pemulihan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.

“Kuncinya ada di situ. Seberapa cepat kita bisa memulihkan ekonomi sehingga lapangan kerja tersedia dalam jumlah besar. Itu yang kita kejar ke depan. Kalau kemarin salah berbicara, saya minta maaf,” tegas Purbaya.

Purbaya juga mengakui terkejut dengan cepatnya pernyataannya menjadi viral dan menjadikan pengalaman ini pelajaran berharga untuk lebih bijak dalam menyampaikan kebijakan di ruang publik.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga