Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Din Syamsuddin Sebut Kerusuhan 28-30 Agustus 2025 Akibat “Pembusukan Politik”

 Prof Din Syamsuddin: Kerusuhan, Rekayasa Politik Menjatuhkan Prabowo

Repelita Jakarta - Kerusuhan sosial yang terjadi pada 28-30 Agustus 2025 menjadi sorotan utama dalam pidato Din Syamsuddin pada peringatan Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta, Kamis, 4 September 2025.

Demonstrasi besar di berbagai kota, yang dipicu rencana kenaikan tunjangan DPR di tengah krisis ekonomi, berujung pada pembakaran gedung DPRD serta tindakan represif aparat.

Tragedi itu menewaskan seorang pengemudi ojek online yang terlindas kendaraan taktis, sementara sejumlah warga lain mengalami luka-luka.

Bagi Din, peristiwa tersebut mencerminkan ketidakadilan yang menimpa rakyat kecil.

Dalam pidatonya, Din menyebut situasi ini sebagai akibat dari pembusukan politik, di mana kebijakan pemerintah lebih menguntungkan elite ketimbang berpihak kepada rakyat yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi.

“Keresahan rakyat semakin parah dengan ketimpangan, sulitnya membayar biaya pendidikan, dan beratnya memenuhi kebutuhan dasar,” ujarnya.

Din menegaskan bahwa demonstrasi mahasiswa dan pemuda merupakan bentuk ekspresi sah dalam demokrasi, namun sangat rentan disusupi pihak-pihak yang membawa agenda terselubung.

Ia mengingatkan bahwa penderitaan rakyat tidak boleh dijadikan komoditas politik semata.

Lebih jauh, Din memperingatkan adanya rekayasa politik untuk menjatuhkan Presiden Prabowo Subianto dengan dukungan oligarki yang memiliki sumber dana besar.

Menurutnya, gejala ini terlihat dari pola eskalasi kekerasan yang terorganisir, memanfaatkan kemarahan publik demi kepentingan kelompok tertentu.

Dengan mengutip istilah takfil al-isyarah, Din mengajak umat Islam agar cerdas membaca situasi, tidak terprovokasi, serta menghindari jebakan yang justru memperburuk keadaan bangsa.

Din juga menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan warisan leluhur yang harus dijaga bersama untuk mendorong kesiapan taktis, tetapi tetap dalam koridor damai.

“Umat Islam harus tetap cinta damai, tapi tidak boleh berdiam diri jika negara terancam,” tegas Din.

Di akhir pidatonya, ia meminta jamaah menunggu arahan dari Imam Besar Front Persaudaraan Islam, Habib Rizieq Syihab, sembari menyerukan kebijaksanaan agar konflik tidak semakin meluas. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved