Repelita Jakarta - Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam parade militer di Beijing, China, pada peringatan 80 tahun kemenangan perang menjadi sorotan besar.
Dalam momen tersebut, Prabowo berdiri di barisan terdepan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kehadirannya dianggap sebagai simbol kehormatan bahwa Indonesia ditempatkan sejajar dengan negara-negara berpengaruh di dunia.
Di dalam negeri, foto tersebut langsung menyebar dan memicu kebanggaan banyak pihak.
Tokoh publik seperti Titiek Soeharto juga menyampaikan apresiasi terhadap posisi Prabowo dalam barisan pemimpin dunia.
Namun, suasana berubah ketika sebuah akun Instagram bernama @respons.media pada Rabu, 3 September 2025, mengunggah potongan halaman depan surat kabar Jepang The Yomiuri Shimbun.
Dalam foto yang ditampilkan, sosok Prabowo tidak tampak berdiri di samping Vladimir Putin.
Hanya Xi Jinping, Putin, dan Kim Jong Un yang terlihat jelas dalam potongan gambar tersebut.
Perbedaan itu memicu kehebohan di jagat maya.
Banyak netizen membandingkan foto asli dengan versi koran Jepang dan menduga adanya pemotongan gambar.
Berbagai komentar pun bermunculan dengan beragam sudut pandang.
Sebagian netizen menilai hal tersebut wajar karena media internasional cenderung menyoroti tiga tokoh besar yang sering menghiasi pemberitaan dunia.
"Wajar sih, karena fokusnya ada di tiga presiden tersebut, kalau empat, selain gak muat kurang nilai jual juga," tulis akun @tauf***.
Ada pula yang memanfaatkan momen ini untuk menyindir kelompok tertentu di dalam negeri.
"Gak apa-apa, yang penting kaum 58 sudah bangga bapak sejajar sama mereka," komentar akun @iw2***.
Pendapat lain datang dari netizen yang menghubungkannya dengan strategi pemberitaan Jepang.
"Jepang negara yang enggak memberitakan sesuatu yang bisa mengundang kontroversi, karena kebetulan negara kita kemarin sedang ramai... dan lagi negara kita belum sekokoh tiga negara yg dipimpin tiga presiden tersebut," tulis akun @27ave***.
Di balik kehebohan foto tersebut, perjalanan Prabowo ke China sendiri berlangsung singkat.
Sebelumnya, keberangkatannya sempat ditunda karena situasi demonstrasi di dalam negeri, namun akhirnya tetap dilakukan atas permintaan resmi pemerintah China.
Di sela agenda parade, Prabowo menggelar pertemuan dengan Xi Jinping dan Vladimir Putin untuk membahas kerja sama di bidang ekonomi.
Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan, ia langsung kembali ke Indonesia dan tiba di Jakarta pada Rabu malam, 3 September 2025.
Fenomena ini menghadirkan ironi tersendiri.
Di dalam negeri, posisi Prabowo di panggung internasional dipandang sebagai kebanggaan.
Namun, di mata sebagian media asing, kehadirannya belum sepenuhnya dianggap sebagai sorotan utama dalam percaturan global. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

