Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Perseteruan Memanas: Perang Kata Trump dan Zohran Mamdani

foto

Repelita New York - Presiden Donald Trump melancarkan serangan terbuka terhadap kandidat wali kota New York City dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani, usai kemenangan mengejutkannya dalam pemilihan pendahuluan.

Trump menyebut Mamdani sebagai ancaman komunis dan menuduhnya akan menghancurkan kota New York.

Dalam beberapa kesempatan, Trump menyebut Mamdani sebagai orang gila komunis seratus persen dan memperingatkan bahwa dirinya memegang semua kendali untuk mencegah Mamdani mengambil alih kota.

Trump bahkan menyampaikan ancaman agar Mamdani ditangkap jika menghalangi operasi lembaga imigrasi ICE.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam konferensi pers dan diperkuat melalui siaran di media konservatif.

Ia juga mempertanyakan status kewarganegaraan Mamdani dan menyuarakan dukungan agar dilakukan investigasi terhadap proses naturalisasinya.

Zohran Mamdani merupakan politisi progresif yang lahir di Uganda dan menjadi warga negara AS melalui jalur naturalisasi.

Ia dikenal vokal menyuarakan kebijakan pro buruh dan menolak keras kebijakan imigrasi yang represif.

Mamdani menanggapi serangan Trump dengan menyebut retorika tersebut sebagai bentuk rasisme dan xenofobia yang sengaja digunakan untuk mengalihkan perhatian publik dari isu utama.

Menurutnya, Trump tidak menyerangnya karena latar belakang pribadinya, tetapi karena visi politik yang ia bawa.

Mamdani menyampaikan sikap tegas dalam rapat umum serikat pekerja di New York.

Ia menilai serangan Trump merupakan peringatan bagi siapa pun yang memperjuangkan keadilan sosial dan menantang struktur kekuasaan lama.

Dalam kampanyenya, Mamdani berjanji memperjuangkan hak-hak pekerja, perumahan terjangkau, dan penghentian pengusiran imigran oleh ICE.

Ia juga menegaskan tidak gentar terhadap ancaman penangkapan maupun seruan deportasi dari kubu lawan.

Mamdani menuduh Trump gagal menangani isu ekonomi dan lebih memilih memainkan politik ketakutan berbasis identitas.

Ia menyebut serangan ini bukan sekadar terhadap dirinya, tetapi terhadap seluruh komunitas yang memperjuangkan demokrasi dan keberagaman.

Reaksi terhadap kemenangan Mamdani tidak hanya datang dari kubu Partai Republik, tetapi juga mengguncang sebagian kelompok dalam Partai Demokrat.

Sebagian melihatnya sebagai simbol perubahan dan keberagaman, sementara lainnya mencemaskan pergeseran arah partai ke sayap kiri.

Persaingan menuju pemilihan wali kota New York diprediksi akan semakin tajam, terlebih dengan meningkatnya tensi politik nasional jelang pemilu presiden.

Trump terus menjadikan Mamdani sebagai sasaran kritik dalam berbagai rapat umum, termasuk di Iowa, dan menyebutnya sebagai sosok yang akan menghancurkan kota.

Di tengah tekanan tersebut, Mamdani tetap melanjutkan kampanyenya dengan menekankan pentingnya keadilan sosial dan inklusi di New York. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved