Repelita Jakarta - Momen pertemuan antara Luhut Binsar Pandjaitan dan Joko Widodo memunculkan kembali perdebatan publik soal warisan kepemimpinan mantan presiden tersebut.
Dalam unggahan terbarunya, Luhut menyebut bahwa Jokowi telah berjasa besar bagi bangsa selama sepuluh tahun menjabat.
Ia mengaku sedih karena ada pihak-pihak yang dianggap melupakan jasa Jokowi.
“Kami berdua merasa cukup sedih karena masih ada yang seolah melupakan jasa besar beliau,” kata Luhut.
Ia menambahkan bahwa menghormati pemimpin terdahulu adalah bagian dari budaya bangsa.
Dalam pertemuan itu, Luhut juga mengaku menangkap kesan tentang pribadi Jokowi.
“Bahwa dalam sikap tenangnya selama ini, kami tahu bahwa beliau tetaplah pemimpin yang mencintai negerinya dengan cara yang damai, tulus, dan konsisten,” ujarnya.
Pernyataan Luhut ini langsung menuai reaksi dari warganet.
Salah satunya datang dari pegiat media sosial Nicho Silalahi melalui akun X pribadinya.
Nicho menyebut bahwa jasa Jokowi hanya dirasakan oleh Luhut dan keluarganya.
“10 tahun Jokowi berkuasa memang sangat berjasa bagi si Luhut Binsar Panjaitan dan keluarganya,” tulis Nicho pada 4 Juli 2025.
Ia menyinggung posisi menantu Luhut yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Nicho juga menyebut Jokowi telah menjadikan Luhut sebagai menteri di berbagai bidang.
Bahkan, Nicho menyebut era Jokowi sebagai masa malapetaka bagi rakyat.
Ia menyinggung tragedi Kanjuruhan, meroketnya utang negara, serta suburnya praktik KKN.
“Konstitusi yang diacak-acak oleh iparnya Jokowi di MK, naiknya harga serta kelangkaan bahan kebutuhan pokok,” tulis Nicho.
Ia mengakhiri komentarnya dengan kalimat tajam.
“Jadi faham kau ya Luhut kalau si Jokowi memang sangat berjasa besar padamu dan keluargamu, tapi menjadi malapetaka bagi kami rakyat Indonesia.”(*)
Editor: 91224 R-ID Elok