Repelita Jakarta - Pakar forensik digital, Rismon Sianipar, kembali menyampaikan informasi baru seputar isu ijazah palsu yang tengah ramai diperbincangkan publik.
Melalui unggahan di akun X pribadinya, ia mengungkap pengakuan seorang calo yang biasa mengurus dokumen palsu.
Dalam pengakuan tersebut, sang calo menyebut dirinya kerap beroperasi di kawasan Pasar Pramuka.
Lokasi itu selama ini dikenal sebagai tempat pembuatan berbagai dokumen palsu, termasuk yang dikaitkan dengan ijazah atas nama Jokowi Widodo.
“KESAKSIAN CALO POJOK PRAMUKA, SEMUA DOKUMEN PALSU BISA DIBIKIN!,” tulis Rismon dalam unggahannya pada Kamis, 3 Juli 2025.
Dalam kanal YouTube Balige Academy, calo yang diinisialkan GNT itu membeberkan bagaimana ia menjalankan praktik tersebut.
“Dulu saya bantu buat dokumen palsu untuk orang yang mau bikin visa ke Australia atau Taiwan, cuma modal foto saja,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa dirinya hanya menjadi perantara antara pemesan dengan pembuat dokumen di Pasar Pramuka.
“Bukan saya yang buat, foto itu saya bawa ke Pasar Pramuka,” ujarnya.
Menurut GNT, proses dimulai dari pembuatan KTP dan Kartu Keluarga, lalu dilanjutkan ke akta kelahiran.
“Kalau mau bikin paspor, syaratnya tiga: KTP, KK, akta lahir. Kalau nggak ada itu, bisa pakai ijazah,” katanya.
Ia juga mengungkap bahwa ijazah merupakan dokumen yang paling mahal dalam proses pemalsuan.
“Karena ijazah harganya tinggi, saya lebih sering bikin akta saja, waktu itu cuma 50 sampai 100 ribu, dari tahun 1990 sampai 2001,” ungkapnya.
Setelah dokumen palsu rampung dibuat, ia mengurus pembuatan paspor resmi melalui jalur khusus.
“Saya bawa ke Imigrasi Jakarta Timur. Saya sudah punya orang-orang di sana,” ujarnya.
Ia mengklaim bahwa paspor asli bisa dibuat hanya dengan dokumen palsu dan membayar 75 ribu rupiah.
Pengakuan ini semakin memperkuat dugaan praktik pemalsuan dokumen yang telah berlangsung lama dan sistematis.
Rismon menyebut pengakuan ini relevan dengan berbagai temuan yang ia telusuri sejak awal mencuatnya isu ijazah palsu. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.