Kadis PUPR Menangis saat Digelandang KPK, Tiga Koper Diamankan dari Rumahnya di Madina

 

Repelita Medan - Komisi Pemberantasan Korupsi terus menyisir bukti penting dalam kasus dugaan korupsi proyek jalan di Sumatera Utara.

Serangkaian penggeledahan dilakukan dalam beberapa hari terakhir, menyasar rumah dinas, kantor dinas, hingga kediaman pribadi sejumlah pihak yang terlibat.

Salah satu lokasi yang disasar adalah rumah Elpi Yanti Harahap, Kepala Dinas PUPR Mandailing Natal.

Penggeledahan berlangsung dari pukul 17.00 hingga 19.30 WIB.

Setelah penggeledahan, Elpi Yanti dibawa oleh penyidik bersama sejumlah barang bukti.

Ia terlihat menangis dan meminta maaf saat keluar dari rumahnya di Gunungtua Panggorengan, Panyabungan.

Saat memasuki mobil dinas berpelat BB 1009 R, Elpi menyilangkan tangan di depan wajah dan menolak memberikan komentar kepada wartawan.

Wartawan yang menunggu di lokasi terus mencoba meminta keterangannya.

“Tak usah minta maaf yang penting komentar Bu. Kasih komentarnya Bu,” teriak salah satu wartawan dari luar mobil.

Dari rumah Elpi Yanti, penyidik membawa tiga koper besar yang belum diketahui isinya.

Penggeledahan kemudian berlanjut ke Kantor Dinas PUPR Mandailing Natal yang berada di Kompleks Perkantoran Payaloting.

Langkah KPK ini merupakan kelanjutan dari Operasi Tangkap Tangan yang sebelumnya dilakukan terhadap lima orang terkait dugaan suap dalam proyek jalan Satker PJN Wilayah 1 Sumut dan Dinas PUPR Sumut.

KPK telah menetapkan lima tersangka dalam kasus ini.

Mereka adalah Kadis PUPR Sumut Topan Ginting, Kepala UPTD Gunungtua Paluta Rasuli Efendi, dan PPK Satker PJN Wilayah 1 Sumut Heliyanto.

Dari pihak swasta, dua nama juga ikut dijadikan tersangka, yakni Direktur PT DNG M Akhirun Efendi alias Kirun, serta anaknya, M Rayhan, yang menjabat Direktur PT RN.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga