Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Video AI Polri Bertema Pahlawan Masa Kini Disindir Grok karena Tak Selaras dengan Fakta Lapangan

 Video Polri 'Pahlawan Masa Kini' Kena Kritik AI Elon Musk: Berpotensi Menyesatkan

Repelita Jakarta - Video promosi berjudul Pahlawan Masa Kini yang dirilis Divisi Humas Polri memantik sorotan tajam setelah mendapat kritik dari Grok, kecerdasan buatan milik Elon Musk.

Video yang dipublikasikan melalui platform X pada 22 Juni 2025 itu menampilkan visual polisi dengan sayap bercahaya, berseragam pahlawan super, dan digambarkan sebagai pelindung di dunia nyata maupun digital.

Namun narasi heroik yang ingin diangkat justru dikuliti oleh Grok yang menyebut bahwa video tersebut berpotensi menyesatkan.

Grok menilai bahwa gambaran ideal polisi dalam video tidak sejalan dengan sejumlah laporan publik terkait praktik korupsi dan kekerasan oleh oknum di tubuh kepolisian.

Dalam analisis etikanya, Grok menyebut bahwa kampanye visual semacam itu bisa melanggar pedoman etik AI Indonesia yang mengedepankan kejujuran dan pencegahan dampak negatif.

Sementara dari sisi seni, Grok mengkritik efek visual yang disebut terlalu dramatis namun minim keaslian.

Penelitian yang dikutip Grok menyebut bahwa iklan berbasis AI sering gagal menciptakan kedekatan emosional karena terasa artifisial dan mudah dilupakan.

Dalam aspek realitas lapangan, Grok menyebut terdapat jurang antara citra pahlawan dan fakta kepercayaan publik yang terus menurun terhadap institusi kepolisian.

Kritik tajam ini senada dengan respons publik di kolom komentar.

Warganet menyayangkan penggunaan teknologi AI yang dianggap mahal tapi tidak efektif dalam membangun citra otentik.

“Kenapa gak pake dokumentasi asli aja? Apa karena nggak ada?” tulis akun @PHN3***.

“Visualnya nggak nyambung sama kenyataan,” kata akun @snack***.


Tidak berhenti di situ, video ini juga diberi catatan oleh fitur Community Notes di platform X.

Catatan tersebut secara langsung mengontraskan narasi pelindung masyarakat dengan sejumlah kasus pembunuhan oleh oknum aparat yang masih hangat di ingatan publik.

"Pada twit ini polisi mengklaim sebagai pelindung masyarakat, namun terdapat banyak kasus pembunuhan dilakukan oleh anggota kepolisian," tulis koreksi komunitas.

Kritik dari Grok dan pengguna X menunjukkan bahwa di era digital, narasi besar tak lagi bisa berdiri tanpa dasar yang kuat.

Alih-alih membangun kepercayaan, video AI ini justru menjadi contoh bagaimana ketidaksesuaian antara citra dan kenyataan bisa jadi bumerang.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved