Repelita Medan - Sebuah video memperlihatkan Kepala Dinas PUPR Sumatera Utara, Topan Ginting, memarahi stafnya saat inspeksi mendadak di kantor, viral di media sosial.
Topan terlihat marah besar lantaran mobil double cabin Hilux tidak tercatat dalam aset resmi dinas.
Namun sikapnya yang tampak tegas itu justru disindir oleh kader PKB, Umar Hasibuan.
Menurut Umar, gaya Topan hanya pencitraan belaka karena pada akhirnya justru ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan di Mandailing Natal dan kini telah ditahan di Jakarta.
“Gayamu sok bersih Topan Ginting. Kedok doank supaya dianggap bersih. Uang yang diperuntukkan untuk bangun jalan di Sumut kau bancak. Dasar koruptor biadab,” tulis Umar dalam unggahannya di akun X @UmarHasibuan__ pada Senin, 30 Juni 2025.
Dalam video berdurasi 1 menit 35 detik itu, Topan terdengar menghardik pegawainya karena dugaan penggelapan aset kendaraan.
Ia mempertanyakan kenapa mobil tersebut tidak tercatat meskipun sudah ada sejak lama.
Sikap keras Topan di video itu dinilai Umar sebagai bentuk kemunafikan.
Umar juga mempertanyakan apakah KPK benar-benar berani menyentuh Bobby Nasution sebagai atasan dari Topan.
“Kalian percaya kalau KPK berani periksa dan jadikan Bobby Nst tersangka suap?” tulisnya.
Ia menyebut kinerja penyidik KPK hebat, namun mempertanyakan komitmen pimpinan lembaga itu dalam menuntaskan kasus ini hingga menyentuh lingkaran kekuasaan.
Diketahui, KPK menetapkan lima tersangka dalam OTT yang digelar Kamis malam, 26 Juni 2025, di Panyabungan, Mandailing Natal.
Lima tersangka itu adalah Topan Ginting, Kepala UPTD PUPR Gunungtua Paluta Rasuli Efendi, PPK Satker PJN Wilayah 1 Sumut Heliyanto, Direktur PT Dalihan Natolu Grup M Akhirun Efendi alias Kirun, dan anaknya M Rayhan yang juga Direktur PT RN.
Kasus ini terkait dugaan suap dalam proyek pengerjaan jalan di wilayah Paluta, Tapanuli Selatan, dan Labuhanbatu Selatan yang dikelola PUPR Provinsi Sumut dan Satker PJN Wilayah 1 Sumut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.
