Repelita Blitar - Tiga mahasiswa di Blitar, Jawa Timur, diamankan aparat kepolisian saat menyambut kedatangan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Aksi tersebut menuai kecaman dari berbagai kalangan.
Salah satu kritik keras datang dari pegiat media sosial Manto Gudono yang membandingkan sikap aparat dengan perilaku rezim otoriter.
"Negara demokrasi tapi berprilaku otoriter dan bengis," tulis Manto di akun X miliknya, Kamis.
Ia mempertanyakan alasan penangkapan terhadap mahasiswa yang hanya membentangkan poster.
"Sampai membawa poster aja dianggap kriminal. Edan gak tuh?" lanjutnya.
Penangkapan terjadi saat Gibran melakukan kunjungan kerja ke Blitar, Rabu.
Tiga mahasiswa yang ditangkap diketahui berasal dari Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Blitar.
Menurut keterangan dari Moh Sholikhul Hadi, perwakilan Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur, para mahasiswa itu ingin menyampaikan aspirasi di jalur yang dilewati iring-iringan wapres.
Mereka membawa poster berisi tuntutan dan kritik terhadap pemerintahan.
Spanduk yang mereka bentangkan antara lain bertuliskan ‘Omon-omon 19 juta lapangan kerja?’ dan ‘Dinasti tiada henti’.
Hadi menyebut aksi itu merupakan bentuk ekspresi mahasiswa atas keresahan publik.
Ia juga menilai penangkapan tersebut merupakan tindakan yang mencederai demokrasi.
"Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi," ucap Hadi.
Pihak kepolisian belum memberikan penjelasan resmi terkait penangkapan tiga mahasiswa itu.
Peristiwa ini menambah deretan kritik terhadap ruang kebebasan sipil di era pemerintahan saat ini. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok