Repelita Jakarta - Kinerja para menteri di Kabinet Merah Putih mulai menjadi sorotan tajam setelah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berjalan hampir satu tahun.
Isyarat reshuffle mencuat usai pernyataan mengejutkan dari Sekjen Gerindra yang juga Ketua MPR RI, Ahmad Muzani.
Muzani mengingatkan para menteri agar lebih cermat dalam mengambil keputusan agar tidak menambah beban Presiden.
"Pembantu Presiden harus memberi kajian yang lebih komprehensif agar masalah bisa diselesaikan di tingkat kementerian," kata Muzani saat berada di kompleks parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).
Pengamat politik Hendri Satrio menilai pernyataan itu bukan sekadar imbauan, melainkan sinyal kuat akan adanya perombakan kabinet.
“Pak Muzani tidak ada angin tidak ada hujan ngomong kayak gitu, bisa jadi ini salah satu sinyal sebentar lagi akan ada penyegaran dari kabinet Pak Prabowo,” ujar Hendri, Minggu (29/6/2025).
Menurutnya, walau reshuffle tidak terjadi dalam waktu dekat, pernyataan tersebut menjadi bentuk peringatan tegas kepada para pembantu presiden.
Hendri menyebutkan bahwa Presiden Prabowo pernah menyampaikan secara jujur bahwa ia menilai pemerintahannya hanya bernilai enam.
“Kalau ingin menaikkan performa ya seperti di olahraga, perlu ada pergantian pemain,” jelas pendiri lembaga kajian kedaiKopi itu.
Ia menegaskan bahwa wajar jika presiden menginginkan peningkatan kinerja melalui penyegaran komposisi kabinet.
Pesan Muzani dinilai sebagai penegasan bahwa para menteri harus bekerja lebih cepat, tepat, dan mendukung penuh visi misi Presiden Prabowo.
“Sudah sewajarnya Pak Muzani mengingatkan para pembantu presiden untuk tidak membebani presiden dan fokus saja pada target besar yang sudah dicanangkan,” tegas Hendri. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.