Repelita Yogyakarta - Rismon Sianipar mengaku gagal bertemu dengan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Ova Emilia dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof Wening Udasmoro.
Rismon telah menunggu selama dua jam di kampus UGM, namun tidak ada satu pun pejabat yang ia temui.
“Tidak ada pertemuan. Karena pihak Rektor dan WR UGM itu katanya tidak ada di tempat. Ada dinas di luar,” ujarnya.
Ia juga menyebut Koordinator Humas UGM tidak berada di kantor.
“Begitu juga dengan Koordinator Humas UGM juga katanya sedang ada di luar, jadi tidak ada yang ditemui,” lanjutnya.
Karena tidak mendapatkan kejelasan, Rismon menyerahkan nomor kontak pribadinya ke staf humas UGM.
Ia berencana kembali ke kampus UGM pada pekan depan untuk melanjutkan pencariannya.
Rismon juga sempat menyambangi perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM untuk menggali informasi lebih jauh terkait skripsi alumni angkatan 1985.
Menurut keterangan staf perpustakaan, dokumen skripsi tersebut telah diamankan oleh pihak kampus.
Rismon diketahui terus mencari kebenaran atas keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Jokowi.
Meskipun Polri telah menyatakan ijazah Jokowi asli dan terdaftar sebagai alumni UGM, Rismon mengaku masih meragukan keabsahannya.
Pada Jumat, ia mendatangi langsung kampus yang juga menjadi almamaternya sendiri.
Ia berharap bisa mendapatkan jawaban atas sejumlah kejanggalan yang belum terjawab.
Dalam kunjungan tersebut, Rismon bermaksud menemui Prof Ova Emilia dan Prof Wening Udasmoro.
Menurutnya, pertemuan sebelumnya pada 15 April 2025 di ruang 109 Fakultas Kehutanan UGM menyisakan janji yang belum ditepati.
“Prof Wening berjanji untuk merilis video utuh pertemuan kami,” ujarnya.
Bagi Rismon, video tersebut penting untuk menanggapi laporan polisi dari Peradi Bersatu yang menuduhnya melakukan penghasutan.
Ia menegaskan bahwa masyarakat berhak mengetahui isi pembicaraan dalam pertemuan tersebut.
“Apakah di ruangan itu kami menghasut atau apa, jadi argumentasi kami juga bisa ditonton publik,” jelasnya.
Rismon juga menyoroti bantahan dari mantan Dosen UGM, Kasmudjo, yang menyatakan bukan pembimbing skripsi maupun pembimbing akademik Jokowi.
Hal ini ingin dikonfirmasi langsung ke pihak rektorat UGM.
Selain itu, ia mempertanyakan bukti yang ditampilkan Dirtipidum Bareskrim Polri saat konferensi pers sebelumnya.
“Terkait bukti bahwa Pak Jokowi itu terdaftar sejak awal dengan tingkat studi sarjana muda atau SM. Bagaimana mungkin seorang sarjana muda bisa menulis skripsi maupun melaksanakan KKN,” tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok