Repelita Teheran - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah mengungsi ke dalam bunker dan menetapkan tiga nama calon penggantinya jika ia tewas dalam serangan.
Langkah darurat ini diambil di tengah gempuran udara besar-besaran Israel yang menyasar sejumlah target strategis Iran.
Laporan dari beberapa pejabat Iran menyebut bahwa Khamenei kini sepenuhnya terputus dari komunikasi digital.
Ia hanya berkomunikasi lewat ajudan tepercaya untuk menghindari pelacakan atau serangan presisi.
Majelis Ahli telah menerima instruksi langsung dari Khamenei untuk memilih pemimpin baru dari tiga nama yang telah ia tetapkan.
Biasanya, proses ini memakan waktu panjang, namun situasi perang mendorong percepatan dan penyederhanaan prosedur.
Yang mengejutkan, putra Khamenei, Mojtaba Khamenei, yang selama ini disebut-sebut sebagai pewaris takhta, tidak termasuk dalam daftar penerus tersebut.
Keputusan itu menegaskan besarnya ancaman terhadap keselamatan dan kelangsungan kepemimpinan Republik Islam.
Kondisi ini juga diperparah dengan kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter pada 2024 yang menimbulkan kekosongan figur kuat pengganti.
Selain menyiapkan penerus, Khamenei juga dikabarkan telah menunjuk pengganti untuk beberapa posisi penting dalam struktur militer.
Langkah tersebut diambil untuk mengantisipasi kemungkinan pembunuhan lanjutan terhadap para pejabat tinggi Iran.
Meskipun komando militer masih berjalan, jaringan internal disebut telah mengalami kerusakan serius.
Belum ada tanda pemberontakan atau perpecahan dari dalam, namun tekanan terhadap elit pemerintahan disebut sangat tinggi.
Sebagai tambahan, seluruh pejabat senior Iran dilarang menggunakan ponsel dan perangkat komunikasi elektronik lainnya.
Instruksi ini dikeluarkan langsung oleh Kementerian Intelijen sebagai upaya mencegah serangan lebih lanjut dari pihak musuh.
Larangan tersebut dianggap sebagai refleksi dari ancaman keamanan yang kini semakin intens.
Sejak perang dimulai, Khamenei hanya tampil melalui dua rekaman pesan untuk rakyat Iran.
Dalam kedua pesan tersebut, ia bersumpah bahwa Republik Islam tidak akan tunduk kepada tekanan militer dan politik dari Israel maupun sekutu-sekutunya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok