Repelita Jakarta - Ketegangan di Timur Tengah berdampak langsung pada dunia sepak bola internasional.
Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025 sebagai bentuk dukungan terhadap Israel di tengah konflik yang makin memanas.
Serangan ini menimbulkan spekulasi bahwa Iran bisa dilarang mengikuti Piala Dunia 2026.
Iran sebelumnya sudah memastikan satu tiket ke putaran final setelah menjadi juara Grup A di kualifikasi zona Asia.
Jika FIFA mengikuti preseden yang diterapkan kepada Rusia pada 2022, Iran berisiko dikeluarkan dari kompetisi, terutama karena Amerika Serikat adalah tuan rumah bersama Kanada dan Meksiko pada Piala Dunia mendatang.
FIFA menghadapi dilema antara menjaga netralitas olahraga dan tekanan politik yang datang dari negara-negara tuan rumah.
Jika konflik antara Iran dan AS terus memburuk, sanksi dari FIFA terhadap Iran menjadi sangat mungkin.
Dalam kondisi Iran dicoret, slotnya harus diisi oleh tim lain dari zona Asia.
Indonesia menjadi sorotan karena baru saja mencatat sejarah menembus ronde keempat kualifikasi untuk pertama kali.
Meski prestasi Indonesia masih di bawah Iran, peluang terbuka jika Garuda bisa melaju sampai akhir kualifikasi dan hampir lolos ke playoff.
Namun, jika performa Indonesia buruk, FIFA kemungkinan akan memilih negara lain yang konsisten seperti Jepang, Korea Selatan, atau Australia sebagai pengganti.
Saat ini, keputusan FIFA sangat dinanti terkait nasib Iran dan peluang tim lain, termasuk Indonesia, di Piala Dunia 2026. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok