Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ferry Irwandi Sentil Gus Ulil soal Tambang: Bukan Fanatisme, Ini Soal Akal Sehat

 

Repelita Jakarta - Ferry Irwandi melontarkan kritik keras terhadap pernyataan Gus Ulil Abshar Abdalla yang menyebut penolakan total terhadap tambang sebagai bentuk “Wahabi lingkungan”.

Ferry menilai label tersebut tidak hanya salah kaprah, tapi juga menyederhanakan persoalan kompleks antara pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.

“Gus Ulil ini terjebak dikotomi palsu. Padahal, menjaga lingkungan justru bisa menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Jadi enggak kontradiktif gitu,” ujar Ferry dalam kanal YouTube miliknya.

Ia menyebut pelabelan ekstrem seperti itu justru membelokkan arah perdebatan dari substansi yang lebih penting.

“Ini sesat pikir karena menyederhanakan posisi lawan jadi karakter lemah yang mudah diserang. Seakan-akan alasan penolakan ini cuma masalah lingkungan. Padahal aslinya, udah mah ngerusak lingkungan, enggak cuan pula,” tegasnya.

Ferry menyatakan bahwa tidak ada pertentangan inheren antara ekonomi dan konservasi.

Ia menilai wilayah seperti Raja Ampat justru dapat memperoleh keuntungan lebih besar dari sektor seperti ekowisata atau pasar karbon.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan jangka panjang yang mempertimbangkan keberlanjutan lintas generasi.

“Gue bahkan harus menyatakan secara jelas di video sebelumnya, benar-benar di awal video, bahwa gue bukan aktivis lingkungan. Gue bukan anti tambang nikel, bukan anti hilirisasi dan industri. Handphone gue dari nikel, mobil gue juga butuh nikel. Gue cuma anti kebodohan aja,” paparnya.

Menurut Ferry, framing debat yang membenturkan konservasi dengan pembangunan adalah jebakan logika yang mengaburkan alternatif solusi.

Ia menyebut banyak pendekatan berbasis lingkungan yang justru memberi keuntungan lebih tinggi dengan risiko lebih rendah.

Ferry menegaskan bahwa penolakan terhadap tambang di wilayah tertentu tidak lahir dari fanatisme, melainkan dari pertimbangan rasional atas dampak sosial-ekologis yang nyata.

Selain itu, pendekatan konservatif justru dapat membuka peluang ekonomi melalui skenario non-eksploitasi yang lebih menjanjikan bagi masyarakat dan negara. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved