Repelita Jakarta - Koordinator Pusat BEM SI Rakyat Bangkit, Herianto, meragukan tuduhan bahwa Marcella Santoso berada di balik isu Indonesia Gelap dan RUU TNI melalui penggerakan buzzer.
Ia menilai belum ada bukti kuat yang mengaitkan Marcella secara langsung dengan mobilisasi isu tersebut.
“Tidak ada bukti otentik atau investigasi independen yang menunjukkan keterlibatan langsung Marcella Santoso,” ujar Herianto, Kamis.
Herianto juga membantah bahwa aksi mahasiswa kala itu merupakan hasil mobilisasi pihak tertentu.
Menurutnya, gerakan tersebut lahir dari keresahan masyarakat, bukan pesanan pihak berkepentingan.
“Tuduhan bahwa aksi tersebut didanai atau diarahkan oleh pihak seperti Marcella Santoso belum dibuktikan secara faktual,” tegasnya.
Ia menilai narasi yang menyebut gerakan mahasiswa digerakkan oleh buzzer merupakan upaya politis untuk melemahkan gerakan yang sebenarnya murni.
“Anggapan seperti itu mengandung muatan politik dan ingin mendeligitimasi gerakan mahasiswa,” katanya.
Lebih jauh, Herianto memperingatkan bahwa tudingan yang disampaikan Marcella berbahaya bagi kebebasan menyampaikan pendapat.
Menurutnya, menyangkutpautkan mahasiswa dengan sosok yang tengah berurusan hukum tanpa dasar adalah bentuk pembunuhan karakter.
“Pernyataan seperti itu berpotensi mengancam kebebasan berekspresi dan berpendapat,” ucap Herianto.
Sebelumnya, Marcella Santoso menyampaikan permintaan maaf dalam video berdurasi 4 menit 41 detik yang diputar Kejaksaan Agung dalam konferensi pers, Selasa.
Dalam video itu, Marcella mengaku menyebarkan isu negatif tentang Jaksa Agung, Jampidsus, dan Direktur Penyidikan Jampidsus, serta menyasar Presiden Prabowo melalui isu RUU TNI dan Indonesia Gelap.
Namun sehari setelahnya, Marcella mengklarifikasi bahwa ia tidak membuat atau menyebarkan isu terkait dua gerakan tersebut.
“Saya enggak bikin soal RUU TNI, saya enggak bikin. Indonesia Gelap bukan saya yang bikin,” ujar Marcella, Rabu. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok