Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pecalang Bali Tegas Tolak Kehadiran Ormas Luar yang Mengancam Keutuhan Adat dan Budaya Pulau Dewata

Garda Terdepan Jaga Tradisi dan Budaya di Bali, 1.500 Pecalang Desa Adat Tolak Preman Berkedok Ormas

Repelita Bali – Pecalang dari seluruh desa adat di Bali bersatu untuk menegaskan komitmen mereka dalam melestarikan tradisi, budaya, dan keamanan wilayah adat.

Aksi ini merupakan respons atas masuknya organisasi masyarakat dari luar Bali, seperti Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, yang dinilai berpotensi mengganggu tatanan adat Bali.

Gelar Agung Pecalang 2025 diadakan pada 15 Maret 2025 di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar.

Acara ini menjadi momen penting bagi ribuan pecalang yang mewakili lebih dari 1.500 desa adat di Bali.

Gubernur Bali, I Wayan Koster, hadir dan menekankan peran vital pecalang dalam menjaga keamanan serta ketertiban wilayah adat.

Ia menegaskan bahwa Bali sudah memiliki sistem keamanan kuat melalui peran pecalang dan tidak membutuhkan organisasi dari luar yang bisa merusak adat dan budaya Bali.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Koster juga mengingatkan agar pecalang bertugas dengan sikap simpatik dan tidak arogan.

Pecalang diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan teknologi tanpa kehilangan identitas budaya Bali.

Sinergi antara pecalang, aparat keamanan negara, dan masyarakat menjadi hal penting dalam menjaga keamanan serta ketertiban wilayah adat.

Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, juga memberikan pernyataan tegas menolak kehadiran ormas GRIB Jaya di Bali.

Menurutnya, Bali sudah memiliki pecalang dan desa adat yang berperan utama dalam menjaga keamanan wilayah adat.

Pemerintah Provinsi Bali telah mengatur pembentukan Bantuan Keamanan Desa Adat (Bankamda) sebagai bentuk kolaborasi antara masyarakat dan aparat keamanan.

Paiketan Bendesa Adat se-Kecamatan Kerambitan menyatakan sikap keras menolak keberadaan ormas luar Bali yang bisa mengganggu stabilitas dan keseimbangan Pulau Bali.

Mereka menyatakan kepercayaan penuh terhadap sinergi TNI, Polri, dan pecalang sebagai kekuatan utama dalam menjaga keamanan dan keharmonisan Bali.

Para bendesa adat menilai bahwa sistem keamanan berbasis nilai lokal melalui pecalang di bawah desa adat sudah sangat kuat.

Di Klungkung, Manggala Pasikian Pecalang Majelis Desa Adat Klungkung, Yudhi Pasek Kusuma, mendorong desa adat di Bali untuk segera mendeklarasikan penolakan terhadap ormas luar, termasuk GRIB Jaya.

Ia menegaskan pentingnya menjaga tatanan adat dan budaya Bali dari pengaruh luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal.

Sikap tegas pecalang dan masyarakat Bali mencerminkan komitmen kuat menjaga adat, budaya, dan keamanan wilayah adat.

Mereka menegaskan Bali telah memiliki sistem keamanan yang mumpuni melalui peran pecalang dan tidak memerlukan organisasi luar yang bisa merusak tatanan adat dan budaya.

Dukungan dari pemerintah provinsi, bendesa adat, dan masyarakat diharapkan menjaga keberlanjutan adat dan budaya serta menciptakan lingkungan aman dan harmonis bagi seluruh warga.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved