Repelita Banten - PT Chandra Asri Pacific Tbk melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali, tengah membangun pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) berskala internasional di Cilegon, Banten.
Proyek ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029.
Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 15 triliun.
Selain ditargetkan mengurangi ketergantungan impor bahan kimia hingga Rp 4,9 triliun per tahun, proyek ini juga diharapkan menghasilkan devisa ekspor hingga Rp 5 triliun setiap tahunnya.
Namun, proyek besar ini turut diterpa isu miring.
Beredar dugaan adanya permintaan jatah senilai Rp 5 triliun dari pihak tertentu tanpa proses lelang.
Isu ini mencuat melalui unggahan video di media sosial yang menampilkan percakapan mengenai permintaan kuota proyek.
Pabrik CA-EDC ini akan memproduksi 400.000 ton kaustik soda padat atau 827.000 ton dalam bentuk cair, serta 500.000 ton Ethylene Dichloride (EDC) setiap tahunnya.
Kaustik soda menjadi bahan utama dalam pengolahan alumina dan nikel yang penting dalam rantai pasok industri kendaraan listrik.
Selain itu, bahan ini juga dibutuhkan oleh industri kertas, pulp, sabun, dan deterjen.
Sementara EDC digunakan sebagai bahan baku utama PVC, yang sangat penting dalam sektor konstruksi.
Target penyelesaian proyek ini adalah pada tahun 2027.
Selama masa konstruksi, proyek ini akan membuka 3.000 lapangan kerja dan menciptakan 250 pekerjaan tetap saat operasional dimulai.
Presiden Direktur dan CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menyampaikan bahwa pengalaman selama lebih dari tiga dekade membuat perusahaan percaya diri menjalankan investasi besar ini.
Ia juga menyatakan bahwa proyek ini diharapkan memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi dan industri nasional.
Proyek ini juga mendukung arah kebijakan hilirisasi industri dari pemerintah.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor dan mendorong ekspor produk hilir, proyek ini memiliki efek berantai yang signifikan terhadap sektor industri lainnya.
Tahun ini, Chandra Asri menganggarkan belanja modal antara USD 350 juta hingga USD 400 juta, atau sekitar Rp 5,5 triliun hingga Rp 6,3 triliun.
Proyek ini juga telah memperoleh status PSN berdasarkan Perpres yang ditetapkan pada 10 Februari 2025.
Sebagai bagian dari program prioritas nasional, proyek ini mendapat dukungan pemerintah berupa insentif fiskal dan kemudahan perizinan.
Perusahaan juga telah mengantongi berbagai dokumen perizinan penting seperti Amdal dan Persetujuan Bangunan Gedung.
Untuk aspek teknologi, Chandra Asri menjalin kerja sama dengan Asahi Kasei Corporation dari Jepang serta pemegang lisensi vinil dari Amerika Serikat.
Hingga akhir 2024, total realisasi investasi telah mencapai Rp 1,26 triliun.
Editor: 91224 R-ID Elok