Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kedekatan Jokowi dan Prabowo: Politik Manunggal atau Matahari Kembar?

Matahari Kembar: Ketika Solo Lebih Ramai daripada Istana -  TokohIndonesia.com - Tokoh.ID

Repelita Jakarta - Arief Payuono, seorang analis politik, baru-baru ini menanggapi isu "matahari kembar" yang beredar terkait kedekatan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam perbincangan di YouTube Indonesia Lawyers Club, Arief menegaskan bahwa hubungan antara keduanya bukanlah sesuatu yang perlu disebut sebagai "matahari kembar."

Menurutnya, kedekatan ini merupakan bagian dari politik 'manunggal', yakni upaya untuk menyatukan visi demi kemajuan bangsa dan negara.

Arief menilai bahwa narasi mengenai matahari kembar sebenarnya adalah konstruksi politik yang sengaja diciptakan oleh pihak-pihak yang kontra dengan kerjasama Jokowi dan Prabowo.

Ia menjelaskan bahwa setelah Pemilu 2024, keduanya memiliki chemistry politik yang kuat, terutama terkait dukungan terhadap pembangunan negara.

"Masyarakat bisa mengaitkan hubungan ini dengan istilah 'matahari kembar', tetapi sesungguhnya ini adalah politik 'manunggal'," ujar Arief.

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan bahwa dalam sejarah politik Indonesia, setiap pergantian rezim selalu membawa dinamika yang berbeda.

Ia menyebutkan bahwa mulai dari era Soekarno, Soeharto, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi, semuanya memiliki dinamika politik yang berbeda.

Namun, pada 2024, Prabowo dan Jokowi dipertemukan dalam satu visi yang sama untuk menghadapi tantangan besar Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi dan pemerintahan.

Terkait isu mengenai menteri-menteri yang dinilai "genit" dan menciptakan kegaduhan, Arief menambahkan bahwa hal tersebut justru merusak citra pemerintah.

"Prabowo harus bekerja sama dengan Jokowi karena banyak masalah ekonomi yang harus dihadapi bersama. Jadi, ini bukan berarti mereka sepenuhnya sejalan," tegas Arief.

Ia menambahkan bahwa banyak pihak yang menggambarkan kedekatan Prabowo dan Jokowi sebagai hal yang negatif, namun menurutnya ini adalah bagian dari proses politik yang sehat.

"Prabowo harus tahu bagaimana mengelola negara, termasuk dengan mendapatkan masukan dari Jokowi terkait kebijakan-kebijakan yang telah ada sebelumnya," ujar Arief.

Arief melanjutkan dengan menjelaskan bahwa Prabowo merasa perlu untuk berkomunikasi dengan Jokowi untuk mencari solusi terhadap masalah yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya.

Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat dan meningkatnya utang negara.

"Ini bukan soal siapa yang lebih besar atau lebih kecil. Ini soal bagaimana kita bersama-sama mengatasi masalah negara," ujar Arief.

Arief Payuono menegaskan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Jokowi bukan berarti ada kesepakatan politik tersembunyi atau upaya untuk menciptakan "matahari kembar."

Menurutnya, ini adalah langkah strategis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola negara.

"Tidak ada matahari kembar. Ini adalah langkah politik manunggal. Mereka harus bekerja sama untuk kepentingan rakyat," jelas Arief.

Sebagai penutup, Arief menekankan bahwa hubungan politik antara Prabowo dan Jokowi harus dilihat dari sisi kemajuan bangsa, bukan dari narasi politik yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan kolaborasi antara semua pihak, bukan perpecahan yang hanya akan merugikan rakyat.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved