Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Rocky Gerung Ingatkan Nusron Wahid: Jangan Sampai Jadi Tumbal Skandal Agraria

 

Repelita Jakarta - Kasus pagar laut di Banten yang kini mencuat ke permukaan bukan sekadar persoalan agraria biasa. Di balik polemik ini, tersimpan warisan kebijakan yang harus dievaluasi, terutama terkait dugaan manipulasi hukum di era pemerintahan Jokowi.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Nusron Wahid pun muncul sebagai figur yang berani membongkar berbagai kejanggalan terkait kepemilikan tanah di kawasan tersebut.

Nusron, yang dikenal sebagai aktivis di masa mudanya, mengambil langkah berani dengan membuka wacana baru mengenai sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan hak milik atas tanah yang diduga diterbitkan tanpa prosedur yang transparan.

Langkah ini langsung mendapat perhatian dari publik, terutama mahasiswa dan nelayan yang selama ini merasa dirugikan oleh proyek pagar laut.

“Kasus ini bukan sekadar sengketa lahan, tetapi cerminan dari bagaimana kebijakan pertanahan dikelola secara tidak adil di era sebelumnya. Ini saatnya melakukan evaluasi menyeluruh agar kesalahan serupa tidak terulang,” ujar Pengamat Politik, Rocky Gerung.

Menurut Rocky, apa yang dilakukan Nusron merupakan titik awal yang bisa mengarah pada reformasi kebijakan agraria yang lebih berpihak pada rakyat.

Namun, dia juga mengingatkan agar Nusron tidak dijadikan tumbal dalam upaya membersihkan warisan kebijakan yang dianggap bermasalah.

Kasus pagar laut di Banten hanyalah satu dari sekian banyak permasalahan pertanahan yang kini menjadi beban bagi pemerintahan Prabowo.

Selain kasus ini, ada banyak persoalan lain seperti konflik agraria, dugaan penyalahgunaan wewenang dalam penerbitan sertifikat tanah, hingga eksploitasi sumber daya alam yang berdampak pada lingkungan.

Di berbagai daerah, pola yang sama terlihat: hubungan erat antara korporasi, aparat hukum, dan penguasa yang mengabaikan hak masyarakat.

Menurut Rocky Gerung, ini adalah konsekuensi dari kebijakan yang lebih mengutamakan kepentingan investor daripada keadilan sosial.

“Selama bertahun-tahun, kita melihat bagaimana negara lebih berpihak kepada pemodal. Pagar laut hanyalah puncak gunung es dari persekongkolan sistematis yang mengorbankan rakyat kecil,” kata Rocky.

Nusron kini menghadapi ujian besar. Sebagai menteri ATR, dia memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam menata ulang kebijakan pertanahan.

Namun, tugas ini tidak mudah, mengingat masih kuatnya oligarki yang bercokol dalam struktur pemerintahan dan bisnis.

Selain pemerintah, kampus juga mulai disorot dalam isu ini. Ada kekhawatiran bahwa akademisi justru ikut terjebak dalam praktik korupsi, terutama dalam proyek-proyek pertambangan.

Seharusnya, perguruan tinggi menjadi benteng terakhir dalam menjaga integritas kebijakan publik, bukan justru menjadi alat legitimasi bagi keputusan yang bermasalah.

“Ketika rektor-rektor mulai mendukung proyek yang merusak lingkungan dengan alasan penelitian atau pengembangan ekonomi, itu artinya kita sedang menghadapi krisis akademik yang serius,” ujar Rocky Gerung.

Dia menegaskan bahwa jika perguruan tinggi tetap diam dalam melihat praktik manipulasi kebijakan, maka mahasiswa dan akademisi sejati harus berani bergerak. Kasus pagar laut bisa menjadi momentum bagi kampus untuk kembali ke fungsinya sebagai pengawal moral kebijakan negara.

Sebagai menteri ATR, Nusron Wahid kini memiliki peluang untuk menjadi tokoh yang membawa perubahan nyata dalam tata kelola pertanahan di Indonesia.

Namun, dia juga harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam kepentingan politik yang dapat menghambat langkahnya.

Menurut Rocky Gerung, jika Nusron benar-benar ingin melakukan reformasi, dia harus siap menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk dari dalam pemerintahan sendiri.

“Jangan sampai Nusron hanya dijadikan alat untuk menutup borok kebijakan lama, lalu dibiarkan sendirian ketika menghadapi serangan balik dari para pemilik kepentingan,” tegas Rocky. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved