Jakarta, 8 Desember 2024 – Nama Miftah Maulana atau yang lebih dikenal dengan Gus Miftah baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah video dirinya yang mengolok seorang penjual es teh viral di media sosial. Akibat kejadian tersebut, Gus Miftah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, sebuah keputusan yang diumumkannya melalui konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta pada Jumat, 6 Desember 2024.
Meskipun tengah terlibat dalam kontroversi, Gus Miftah tetap menjadi pusat perhatian. Banyak yang penasaran dengan latar belakang pendidikan dan perjalanan hidupnya sebelum ia dikenal sebagai pendakwah. Berikut adalah ulasan mengenai perjalanan pendidikan Gus Miftah.
Gus Miftah, yang memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman, merupakan pendakwah sekaligus pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji yang terletak di Sleman, Yogyakarta. Ia mengaku sebagai keturunan kesembilan dari Kiai Muhammad Agung Besari, pendiri Pesantren Tegalsari, Ponorogo.
Ia mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Pembangunan Bustanul Ulum Jaya Sakti, kemudian melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Nurul Huda, Sragen. Selama masa mondok, Gus Miftah dikenal sebagai murid kesayangan Abah Syarif Hidayatulloh Hadiwijoyodiningrat. Ia juga sempat menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah di IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga), namun tidak menyelesaikan studi di sana. Gus Miftah akhirnya meraih gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dari Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
Gus Miftah mulai dikenal luas sebagai pendakwah sejak tahun 2000-an, khususnya di kawasan Pasar Kembang, Yogyakarta. Ia dikenal sebagai pendakwah yang menggunakan pendekatan santai dan humoris dalam ceramahnya, berbeda dengan pendekatan dakwah yang lebih formal. Selain itu, Gus Miftah juga dikenal sering berdakwah di tempat-tempat yang tidak biasa, seperti diskotek. Pada 2018, ia menggelar acara shalawat di sebuah klub malam di Bali, yang turut memperkenalkan namanya lebih luas di kalangan masyarakat.
Komentar dari netizen turut mencerminkan pandangan mereka terhadap sosok Gus Miftah. Salah seorang netizen dengan akun @Alfian_Z berharap agar Gus Miftah lebih berhati-hati dalam berbicara, mengingat pengaruh besar yang dimilikinya. "Harus hati-hati dalam berbicara, jangan sampai menyinggung perasaan orang lain, apalagi di hadapan publik," tulisnya.
Namun, banyak pula yang mengapresiasi cara Gus Miftah dalam menyampaikan dakwahnya yang dianggap lebih santai dan relevan dengan kondisi zaman. Netizen dengan akun @Maya_Sulistyowati mengungkapkan, "Gus Miftah punya cara yang unik dalam berdakwah, bisa masuk ke semua kalangan tanpa harus meninggalkan esensi agama. Semoga bisa terus menjadi contoh bagi kita semua."
Dengan segala kontroversi dan pujian yang mengiringinya, Gus Miftah tetap menjadi figur yang menarik perhatian banyak orang. Seiring dengan berjalannya waktu, perjalanan dakwahnya akan terus menjadi sorotan, baik di media sosial maupun di kehidupan nyata.(*)
Editor: Elok WA R-ID