Tepuk tangan yang diberikan anggota DPR saat calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) Johanis Tanak menyatakan akan menghapus operasi tangkap tangan (OTT) jika terpilih menjadi Ketua KPK, memicu kontroversi.
Ketua Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, menilai tepuk tangan tersebut merupakan reaksi spontan dari anggota dewan yang khawatir terjerat dalam kasus korupsi melalui OTT.
Boyamin mengungkapkan, "Berarti ini bisa jadi bukan karena memuji Pak Tanak. Ini spontanitas yang sebenarnya menunjukkan pada masyarakat bahwa DPR itu takut kalau kena OTT."
Dia juga menambahkan bahwa ketakutan tersebut tidak tanpa alasan, mengingat biaya politik anggota DPR yang tidak sedikit dan banyaknya kasus yang melibatkan praktik suap dalam pengawasan. "DPR, karena pengawasan kan bentuknya suap, dan ini berpotensi mudah terjerat OTT," ujarnya.
Meski demikian, Boyamin tetap optimis bahwa Komisi III DPR dapat memilih pimpinan KPK yang memenuhi syarat demi tegaknya hukum di Indonesia. "OTT paling besar itu ya oknum DPR, maka saya meminta kepada DPR untuk memilih yang terbaik, jangan hanya mencari muka," kata Boyamin.(*)