Program Makan Bergizi Gratis Dimulai Bertahap pada Januari 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan mulai dilaksanakan secara bertahap pada 2 Januari 2025. Badan Gizi Nasional (BGN) membuka peluang penyediaan makanan melalui jasa katering dengan anggaran yang dipatok pemerintah sebesar Rp15.000 per anak.
Salah satu ujicoba telah dilakukan di area Cikarang, melibatkan katering GDSK. Dalam ujicoba tersebut, sebanyak 2.000 siswa dari 10 sekolah, terdiri atas 8 SD dan 2 SMP, mendapatkan santapan bergizi gratis selama dua bulan terakhir.
Manager Katering GDSK, Jimmy, menjelaskan bahwa selama proses penyusunan dan pembuatan makanan, pihaknya diawasi oleh nutrisionis untuk memastikan sajian memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang ditetapkan.
Menu makanan juga divariasikan untuk meningkatkan minat siswa, terutama dalam mengonsumsi sayur. Beberapa menu seperti sate lilit, teriyaki, chicken katsu dengan salad, hingga tambahan bakso dan sosis menjadi pilihan agar anak-anak tidak bosan.
Pihak katering mulai menyiapkan makanan sejak dini hari, memastikan sajian siap pada pukul 06.00 dan didistribusikan ke sekolah pukul 08.00. Tiga dapur operasional disiapkan, salah satunya di area industri Cikarang yang dekat dengan sekolah. Semua paket makanan tiba di sekolah sebelum pukul 09.00.
Jimmy mengungkapkan bahwa untuk menyiasati anggaran Rp15.000 per anak, bahan baku dibeli dalam jumlah besar ketika harga pasar stabil. Dengan anggaran tersebut, protein utama yang disediakan meliputi telur, ikan, dan ayam. Namun, daging belum bisa dimasukkan karena keterbatasan biaya.
Dalam ujicoba ini, beberapa contoh menu yang disajikan meliputi:
- Menu 1: Nasi putih, ayam panggang barbeque, sop tahu sawi bakso, jeruk, dan susu 115 ml.
- Menu 2: Nasi putih, ikan katsu saus jamur, tumis buncis wortel, puding, dan susu 115 ml.
- Menu 3: Nasi putih, telur ceplok bumbu tomat, asem-asem buncis tahu, pisang, dan susu 115 ml.
- Menu 4: Nasi putih, sate lilit, sop pokcoy sosis, puding, dan susu 115 ml.
Jimmy berharap agar dalam pengelolaan anggaran program ini, dana langsung diberikan kepada satuan pelayanan seperti katering, tanpa melalui banyak lapisan instansi. Hal ini agar anggaran Rp15.000 per anak tetap utuh hingga ke pelaksana di lapangan.
"Kami ingin memastikan kualitas makanan tetap terjaga tanpa pengurangan anggaran di tengah jalan," tuturnya.
Program ini diharapkan dapat terus berjalan dengan baik untuk mendukung pemenuhan gizi siswa di berbagai wilayah Indonesia. (*)