Hamas Menolak Negosiasi Pertukaran Tawanan tanpa Akhiri Perang di Gaza
Pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, menegaskan bahwa pertukaran tawanan tidak akan terjadi selama perang di Gaza belum dihentikan.
Dalam wawancara dengan Al-Aqsa TV, ia menuduh Israel membiarkan pencurian bantuan kemanusiaan di Gaza dengan "sepengetahuan dan restu penuh". Hamas juga mengkritik tindakan Israel yang menghancurkan wilayah di sepanjang perbatasan Mesir untuk memperluas poros Netzarim.
Hamas menyatakan bahwa mereka telah berupaya secara bertanggung jawab terhadap mediasi Mesir untuk membentuk komite administratif di Gaza. Langkah ini diharapkan dapat mencapai konsensus yang lebih besar terkait pengelolaan wilayah tersebut.
Khalil al-Hayya menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghalangi implementasi kesepakatan yang diusulkan oleh Presiden AS, Joe Biden, dan resolusi Dewan Keamanan PBB pada 2 Juli 2024. Menurutnya, usulan AS tidak mencakup penghentian perang atau pemulangan pengungsi, tetapi hanya fokus pada pembebasan tawanan Israel.
Netanyahu Tegaskan Hamas Tidak Akan Berkuasa Lagi di Gaza
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah bahwa Hamas tidak akan kembali memerintah Gaza setelah perang selesai. Netanyahu juga menawarkan imbalan hingga 5 juta dolar AS bagi siapa pun yang menyerahkan sandera Israel.
Netanyahu menyatakan bahwa pasukan Israel telah mencapai hasil signifikan dalam menghancurkan kekuatan militer Hamas. Ia menegaskan bahwa pemerintah Israel berkomitmen untuk membebaskan seluruh sandera, baik yang hidup maupun yang telah meninggal.
Kunjungan Netanyahu ke Gaza disertai kritik atas kondisi sandera yang masih berada di wilayah tersebut. Ia menekankan bahwa Israel akan terus berupaya mengembalikan mereka meski menghadapi hambatan dari Hamas.
Kondisi Para Sandera dan Upaya Pembebasan
Sebanyak 97 dari 251 sandera yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2023 masih berada di Gaza. Sebagian lainnya telah dibebaskan selama gencatan senjata, sementara beberapa ditemukan dalam keadaan meninggal.
Militer Israel menyelamatkan delapan sandera dalam operasi militer, tetapi sebagian sandera juga tewas dalam insiden pelarian yang gagal. Hamas masih menahan dua warga sipil Israel yang masuk Gaza pada 2014 dan 2015, serta jenazah dua tentara IDF yang tewas pada 2014.
Para pejabat pertahanan Israel menyarankan bahwa kesepakatan gencatan senjata adalah cara terbaik untuk menyelamatkan sandera. Namun, Netanyahu bersikeras bahwa upaya militer tetap diperlukan untuk memulihkan mereka.(*)