Dokter Tifa menduga pemilik akun Fufufafa bisa saja memiliki kelainan jiwa termasuk skizofrenia. Hal itu diungkapkan dokter Tifa dalam cuitan di akun X miliknya
Dokter Tifa mengklaim dirinya punya latar belakang pendidikan yang bisa berkomentar secara keilmuan terhadap pola perilaku Fufufafa.
“Saya bukan Psikiater saya bukan Neurolog. Saya menempuh pendidikan doktor bidang Kajian Behavior Neuroscience lebih spesifik lagi Gut-Brain Connection dengan serangkaian riset Biomolecular Marker otak yang radar, artinya kurang lebih saya cukup kompeten lah untuk memberi scientific opinion tentang otak dan perilaku,” ujar dokter Tifa, Minggu (29/9/2024).
Dokter Tifa kemudian menyoroti berbagai tulisan Fufufafa di Kaskus mulai dari mengejek Gerindra dengan Garuda menstruasi.
“Garuda merah. Kata-kata ‘merah’ langsung membuat loncatan pikir atau flight of idea, dengan sesuatu yang berwarna merah, yaitu ‘darah menstruasi’. Sehingga dia otak dia memproses parapraksis, atau logika yang meleset,” tulis dokter Tifa.
“Bahwa Garuda merah yang menjadi logo Partai Gerindra, karena warnanya merah, maka Garuda itu sedang menstruasi. Di sini terlihat simptom ’Gangguan Proses Berpikir’ dan ‘Ingatan terbelah’,” imbuhnya.
Ia kemudian menyoroti celetukan lain Fufufafa terkait kata-kata ‘diculik kampret’. Kata-kata diculik menurut dokter Tifa sering kali diasosiasikan sebagai sosok prabowo.
Sementara kampret merupakan julukan Pro Jokowi terhadap Pendukung Prabowo.
“Jadi di sini terjadilah lagi terbang pikir. Pikirannya terbang, meloncat antara bocor, culik, kampret. Tiba-tiba lagi dia menulis ‘Oh nasibku, saya tidak tahu apa itu TPID, coba tanya atasan saya’ Jadi terjadilah lagi loncatan pikir, soal ketika Prabowo di acara Debat Pilpres,” ujar dokter Tifa.
“Ini adalah tanda-tanda Skizofrenia katatonik. Dan lebih jelas bisa ditanyakan kepada Pak @KRMTRoySuryo2 karena ayahanda beliau, guru saya di FK UGM adalah Begawan Profesor Psikiater sekaligus Neurolog, bereputasi Internasional, Allahuyarham Prof Dr dr KPH Soejono Prawirohadikusumo, Sp.S, Sp.KJ,” imbuhnya.
Dokter Tifa juga mengusulkan agar Fufufafa dikirim ke RSJ Nirmala milik keluarga Roy Suryo.
Ia juga menegaskan skizofrenia perlu ditelaah penyebabnya apakah karena genetik atau obat terlarang.
“Salah satu hal yang perlu ditelaah, apakah gejala Skizofrenia yang terlihat pada fufufafa ini terjadi karena Galur genetik, atau karena Kecanduan Psikotropika (narkotika dan obat-obat terlarang) yang secara kronis memang bisa merusak sel-sel otak,” kata dokter Tifa.
“Yang jelas, ya membahayakan sekali kalau penderita Skizofrenia mendapat jabatan penting,” tandasnya.
Diketahui sebelumnya pemilik akun Fufufafa disebut sebut adalah Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka seperti dikutip dari suara
Ahli saraf, Tifauzia atau lebih dikenal dokter Tifa, kembali menyinggung Gibran Rakabuming Raka.
Kali ini, ia menyarankan anak sulung Presiden Joko Widodo itu untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan.
Saran tersebut dilontarkan dokter Tifa melalui sebuah cuitan di akun X-nya, @DokterTifa, pada Jumat (20/9/2024).
Sambil mengunggah tangkap layar artikel berita 'Warganet Iseng Transfer GoPay ke Nomor HP Akun Fufufafa, Muncul Nama Gibran Rakabuming', dokter Tifa menyoroti bentuk mata kakak Kaesang Pangarep.
Dalam artikelnya, terpampang foto Gibran Rakabuming Raka memakai kaos putih sedang memegang kertas bertuliskan, 'Ojo ngeyel!'.
Calon Wakil Presiden terpilih Indonesia itu memasang ekspresi santai dengan sedikit senyum tersungging di wajahnya.
Namun, dokter Tifa malah mengaku takut dengan bentuk mata suami Selvi Ananda yang terkesan melotot.
"Sebagai dokter, saya paling ngeri dengan mata anak ini. Bukan soal julingnya. Tapi ini mata yang pemiliknya harus dites kejiwaan," katanya.
Dokter yang berpraktik di RSUD H. Badaruddin Kasim itu juga meminta calon Presiden terpilih Prabowo untuk menjauh dari wakilnya itu.
"Setelah tanggal 10 Oktober pak @prabowo fixed harus benar-benar menjauh," pungkasnya.
Warganet pun penasaran mengapa dokter Tifa menyarankan Gibran Rakabuming memeriksakan kejiwaannya.
"Serius, tapi aku beneran bertanya-tanya, itu matanya emang kenapa ya?" tanya seorang warganet.
"Oh gitu ya? Menyangkut psikis ternyata? Kirain kayak yang dibilang selama ini, efek nyabu," curiga warganet lain.
"Coba dok, jelasin kenapa dengan matanya. Saya jadi kepo," tanya warganet lainnya penasaran.
Akun Kaskus kontroversial Fufufafa masih terus menjadi perbincangan. Akun tersebut bahkan semakin meresahkan ketika dikaitkan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Diketahui sebelumnya, tak sedikit publik yang menduga Fufufafa adalah wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Selain menghina Prabowo Subianto dan keluarga, Fufufafa juga dikenal cabul lantaran melecehkan para selebriti. Akun tersbeut terkait dengan situs dewasa dan terlarang.
Soal Fufufafa yang diduga keranjingan situs dewasa, Psikolog Forensik Reza Indragiri mengaku cukup khawatir jika Gibran memang Fufufafa.
Pasalnya Fufufafa yang diduga keranjingan situs bisa saja punya masalah di bagian otaknya. Hal ini yang bisa saja berpengaruh pada pengambilan kebijakan.
"Studinya mengerikan ini enggak mendramatisasi, ketika otak manusia kecanduan pornografi itu akan berpengaruh pada otak depannya, tapi otak depan fungsinya untuk fungsi eksekutif," ujar Reza seperti dikutip dari kanal YouTube Diskursus Net, Jumat (20/9/2024).
Fungsi eksekutif otak depan sendiri menurtu Reza memengaruhi orang berlogika, menyoroti persoalan, menciptakan penyelesaian, dan membuat keputusan.
"Sekarang bayangkan kalau wakil presiden kita volume otak depan sudah menyusut, sehingga kecakapan berpikir terganggu mengambil keputusan rentan jadi eror maka nasib kita bakal sengsara nggak sih," kata Reza.
"Jadi kehidupan kita ini berisiko di ujung tanduk kalau wapres kita semacam itu untung," imbuhnya.
Menurut Reza, meskipun masih ada presiden posisi wakil presiden bisa sama berpengaruhnya. Apalagi mengingat Prabowo Subianto yang sudah berumur.
"Tapi tanpa mengurangi hormat, Pak prabowo kan usianya lanjut, kita berharap sehat dan panjang umur, tapi dengan penuh empati lihat Pak Prabowo usia lanjut kalau pak presiden berhalangan wapres yang maju," ujar Reza.
"No option kita punya wapres seperti itu yang bisa berbahaya kalau ambil keputusan," tandasnya.***