Tentara Israel (IDF) mengirimkan peringatan mendesak kepada rakyat Lebanon yang berada di tepi pantai garis Sungai Awali di Lebanon selatan agar menjauhi pantai.
Dalam pernyataannya, IDF kemungkinan akan menyerang Lebanon melalui laut.
"Peringatan mendesak bagi mereka yang bersantai di pantai dan semua orang yang menggunakan perahu untuk memancing atau untuk keperluan lain apa pun dari jalur Sungai Awali ke selatan," tulis juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, di akunnya di platform X.
"Aktivitas Hizbullah memaksa IDF untuk mengambil tindakan melawannya, karena IDF akan segera bekerja di wilayah maritim untuk melawan aktivitas Hizbullah," lanjutnya.
IDF meminta warga Lebanon agar tidak melakukan aktivitas di laut atau pantai karena dapat menjadi sasaran serangan IDF.
“Demi keselamatan Anda, mulai sekarang jangan berada di laut atau di pantai sampai pemberitahuan lebih lanjut dan pergerakan perahu di area jalur Sungai Awali ke selatan menimbulkan bahaya untuk hidupmu," tulisnya.
Juru bicara itu juga mengumumkan pada Senin pagi, yang mengklaim IDF dari Divisi Galilea ke-91 membunuh puluhan anggota Hizbullah.
Hizbullah tidak menanggapi klaim Israel tersebut.
Pada Selasa (1/10/2024), IDF mengumumkan telah memulai serangan darat terbatas ke beberapa titik perbatasan Lebanon selatan, seperti diberitakan Al Arabiya.
IDF sebelumnya telah mengeluarkan beberapa peringatan kepada warga Lebanon, terutama yang berada di wilayah yang dikuasai Hizbullah.
IDF berulang kali menyerukan evakuasi rumah di beberapa wilayah, termasuk Lebanon selatan, Bekaa, dan pinggiran selatan Beirut.
Sementara itu, Hizbullah dengan cepat mengumumkan IDF tidak dapat memasuki desa mana pun dalam serangan darat dan bentrokan terjadi di Kota Maroun Al-Ras dan Al-Adisa.
Seminggu sebelum mengumumkan serangan darat, IDF mulai meluncurkan serangan udara skala besar pada Senin (23/9/2024).
Rentetan serangan udara Israel membunuh pemimpin Hizbullah, Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah di Distrik Dahiya, pinggiran Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.870 jiwa dan 97.166 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (6/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari AFP.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.