Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Haikal Hassan Baras, menjelaskan ulang video viral dirinya mengatakan akan menjadi oposisi sampai mati siapapun presidennya. Pendakwah yang mulai dikenal dalam Aksi 212 ini mengklaim pemberitaannya soal itu hoaks dan dipotong-potong.
“Jangan suka potong-potong. Jangan suka mengambil kesimpulan. Dengarkan semuanya. Kita yang seperti saya katakan tadi. Kita ini beroposisi terhadap kejahatan. Terhadap kesewenang-wenangan. Terhadap keserakahan. Itu yang dimaksud,” kata Haikal usai pelantikan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Haikal mengatakan bahwa dia meyakini betul bahwa Presiden Prabowo Subianto akan bekerja untuk rakyat. Sebagai Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal yang baru dibikin Prabowo, Haikal mengatakan banyak sekali pekerjaan rumahnya.
“Pertama kali saya mau mengunjungi Departemen Agama, MUI, BPJPH,” kata Haikal.
Sebelumnya ramai lagi di media sosial potongan video Haikal dalam satu forum. Dia dalam cuplikan itu mengatakan bahwa ia akan oposisi sampai mati.
“Ana pernah bilang bahkan kepada Pak Prabowo yang pernah ana dukung. ‘Pak kalau bapak jadi presiden, detik itu juga, langsung saya sampaikan, Allah yang menyaksikan. Langsung saya nyatakan saya oposisi kepada bapak’,” kata Haikal. “Enggak boleh ulama main-main di pintu penguasa.”
Potongan video itu salah satunya diunggah oleh akun X @JhonSitorus_18.
Prabowo melantik Haikal atas Keputusan Presiden RI Nomor 74-M tahun 2024 Tentang Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal. Haikal akan didampingi Afriansyah Noor Sebagai Wakil Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.
Ada lima kepala dan wakil kepala badan yang dilantik Prabowo. Pelantikan pertama adalah Badan Penyelenggara Haji yang dipimpin M. Irfan Yusuf sebagai kepala didampingi Dahnil Anzar Simanjuntak menjadi wakilnya.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara dipercayakan Prabowo kepada Muliaman Darmansyah Hadad dan Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang. Kemudian, Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan dinakhodai Budiman Sudjatmiko didampingi dua orang wakil yakni, Nanik Sudaryati Deyang dan Iwan Sumule. Terakhir, Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus yang dikepalai oleh Aris Marsudiyanto.