Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais menyoroti kedekatan Presiden Joko Widodo dengan konglomerat China.
Amien menyebut Jokowi hanya pura-pura berpenampilan sederhana, tetapi nyatanya tunduk pada pemilik saham mayoritas di negara tersebut.
“Dia penampilannya seperti rakyat biasa, planga-plongo, tapi dalam hatinya dia mengabdi kepada korporatokrat dan konglomerat pemilik modal. Hubungan dia dengan Beijing, saya kira sudah menjadi rahasia umum,” kata Amien saat memberikan sambutan dalam acara Konsolidasi Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat Jelang 20 Oktober 2024 di kawasan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta, Selasa.
Karena alasan itu, Amien menyebut Jokowi secara tidak langsung telah menjadikan Indonesia sebagai bagian dari China daratan.
“Saya berani menyimpulkan sesungguhnya dia telah menjadikan Indonesia sebagai negara subordinat negara Tiongkok daratan,” ucapnya.
Jokowi Hina Undang-Undang
Amien Rais juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Jokowi yang dianggap menghina Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dengan memperlakukannya seperti anggaran rumah tangganya sendiri.
“Dia memperlakukan Undang-Undang Dasar seperti anggaran rumah tangga rukun kampung dia. Betul-betul ini manusia toxic yang bodoh bin tengil yang betul-betul menghina Undang-Undang Dasar 1945,” katanya.
Amien lantas menyebut Jokowi sebagai Presiden RI paling buruk sepanjang sejarah.
“Mulyono atau Jokowi itu adalah presiden terburuk yang dimiliki bangsa Indonesia,” ucapnya.
Ketua MPR RI 1999-2004 ini mengingatkan bahwa UUD 1945 adalah dasar hukum penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, sementara Jokowi telah menyalahgunakan wewenangnya sebagai kepala negara.
“Jangan lupa UUD itu adalah dasarnya undang-undang, tapi oleh Jokopret ini betul-betul menghina kita semua,” katanya.
Acara Silaturahim Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat bertema ‘Jelang 20 Oktober 2024…?’ ini diinisiasi oleh kritikus politik Faizal Assegaf.
Dia mengajak rakyat bangkit untuk melawan Presiden Jokowi yang dianggap sewenang-wenang.
“Hampir satu dekade elite dan elemen rakyat dipasung ketidakpastian bernegara serta terjebak dalam kejahatan politik kotak-kotak rezim Jokowi. Saatnya bangkit dan saling berangkulan untuk menegakan harapan atas keadilan di ujung lengsernya kekuasaan Mulyono,” demikian keterangan Faizal dalam undangan terbukanya seperti dikutip dari pikiran rakyat
Amien Rais: Seret Keluarga Mulyono Ke Pengadilan!
Faizal Assegaf yang dikenal sebagai kritikus politik gelar Silaturahim LintasTokoh dan Elemen Rakyat.
Acara ini merupakan inisiatif Faizal Assegaf dengan mengangkat tema “Jelang 20 Oktober 2024…?”, di Aljazera Signature Restoran & Lounge, Jl. Johar No. 8, Kb. Sirih, Kec. Menteng Jakarta pada Senin, 1/10/2024.
Hampir satu dekade elite dan elemen rakyat dipasung ketidakpastian bernegara serta terjebak dalam kejahatan politik kotak-kotak rezim Jokowi.
Saatnya bangkit dan saling berangkulan untuk menegakan harapan atas keadilan di ujung lengsernya kekuasaan Mulyono. Bergerak serentak galang konsolidasi demi memperkuat temali kebersamaan:
Tokoh Reformasi Prof Dr Amin Rais turut hadir di acara itu. Sebelum acara dimulai, Wartawan Jakartasatu mewawancari Ketua Majelis Syuro Partai Ummat ini.
“Mulyono Presiden terburuk yang pernah kita saksikan, yang pernah kita miliki. Karena itu saya punya pendirian demi keadilan setelah 20 Oktober, Mulyono , anak-anaknya, menantunya diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan kerusakan yang telah mereka lakukan hingga hancur Indonesia ini,” kata Amien Rais saat menjawab pertanyaan wartawan terkait kekuasaan Presiden Jokowi tinggal 20 hari lagi apa pendapatnya.
“Jadi, yang pertama Mulyono menginjak-injak konstitusi. Konstitusi itu bagi dia tidak ada artinya. Jadi hukum itu diinjak-injak dan tidak ada Presiden Megalomania lnya itu di negri kita yang segawat, segila, seugal-ugalan dia,” imbuhnya.
“Yang kedua, ternyata dia itu sakit jiwa. Sakit jiwanya itu berupa megalomania. Megalomanianya itu disuntik dengan rasa kebesaran, keagungan dan lain-lain. Tetapi sejatinya dia itu bodoh, kemudian tidak bisa mengukur dirinya,” tutur Amien Rais.
“Yang ke tiga dia itu menganggap orang Indonesia jadi budak untuk China. Gitu ajalah,” tegasnya.***