Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) telah memerintahkan seluruh anggotanya untuk berhenti menggunakan alat komunikasi jenis apa pun setelah ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh sekutunya, Hizbullah, di Lebanon, diledakkan dalam serangan mematikan pekan lalu. Hal ini dikatakan oleh dua pejabat senior keamanan Iran kepada Reuters.
Salah satu pejabat keamanan tersebut mengatakan bahwa sebuah operasi berskala besar sedang dilakukan oleh IRGC untuk memeriksa semua perangkat, tidak hanya peralatan komunikasi. Ia mengatakan bahwa sebagian besar dari perangkat tersebut adalah buatan sendiri atau diimpor dari Cina dan Rusia.
Iran khawatir akan adanya penyusupan oleh agen-agen Israel, termasuk orang-orang Iran yang digaji oleh Israel. Investigasi menyeluruh terhadap para personel telah dimulai, dengan menargetkan anggota tingkat menengah dan tinggi IRGC, tambah pejabat tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini.
"Ini termasuk pemeriksaan rekening bank mereka baik di Iran maupun di luar negeri, serta riwayat perjalanan mereka dan keluarga mereka," kata pejabat keamanan itu.
Kementerian Luar Negeri, Pertahanan dan Dalam Negeri Iran tidak segera bersedia untuk menanggapi komentar yang dibuat oleh para pejabat keamanan kepada Reuters.
Dalam sebuah serangan terkoordinasi, perangkat pager diledakkan pada Selasa, 17 September 2024, di benteng-benteng Hizbullah. Pada Rabu, ratusan walkie-talkie Hizbullah meledak. Serangan-serangan tersebut menewaskan 39 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang.
Lebanon dan Hizbullah mengatakan bahwa Israel berada di balik serangan tersebut. Israel tidak membantah maupun mengonfirmasi keterlibatannya.
Pejabat keamanan tersebut menolak untuk memberikan rincian tentang bagaimana pasukan IRGC, yang terdiri dari 190.000 personel, berkomunikasi. "Untuk saat ini, kami menggunakan enkripsi end-to-end dalam sistem pengiriman pesan," katanya.
Menurut pejabat yang sama, ada kekhawatiran yang meluas di kalangan penguasa Iran. Para pejabat IRGC telah menghubungi Hizbullah untuk melakukan penilaian teknis, dan beberapa contoh perangkat yang meledak telah dikirim ke Teheran untuk diperiksa oleh para ahli Iran.
Rudal dan Fasilitas Nuklir
Seorang pejabat Iran lainnya mengatakan bahwa perhatian utama Republik Islam adalah perlindungan fasilitas nuklir dan rudal negara itu, terutama yang berada di bawah tanah.
"Namun sejak tahun lalu, langkah-langkah keamanan di lokasi-lokasi tersebut telah meningkat secara signifikan," katanya mengacu pada langkah-langkah yang ditingkatkan setelah apa yang dikatakan pihak berwenang Iran sebagai upaya Israel untuk menyabotase program rudal Iran pada tahun 2023. Israel tidak pernah mengomentari hal ini.
"Tidak pernah ada keamanan yang begitu ketat dan langkah-langkah ekstrem seperti yang ada sekarang," tambahnya, menunjukkan bahwa keamanan telah meningkat secara signifikan melampaui tingkat sebelumnya setelah ledakan pager di Lebanon.
Pengaruh Kuat di Timur Tengah
IRGC adalah kekuatan politik, militer, dan ekonomi yang kuat di Iran yang memiliki hubungan dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Didirikan setelah Revolusi Islam 1979 untuk melindungi sistem penguasa ulama, IRGC memiliki angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara sendiri yang mengawasi persenjataan strategis Iran.
Negara ini memiliki pengaruh di Timur Tengah melalui cabang operasi luar negerinya, Pasukan Al Quds, dengan menyediakan dana, senjata, teknologi, dan pelatihan untuk kelompok-kelompok sekutu: Hizbullah di Libanon, Hamas di Gaza, Houthi di Yaman, dan milisi-milisi di Irak.
Militer Iran menggunakan berbagai perangkat komunikasi terenkripsi, termasuk walkie-talkie, untuk komunikasi yang aman, kata sumber Iran pertama. Meskipun model dan merek tertentu dapat bervariasi, peralatan komunikasi militer Iran sering kali dikembangkan di dalam negeri atau berasal dari kombinasi pemasok lokal dan asing, katanya.
Dia mengatakan bahwa angkatan bersenjata Iran telah berhenti menggunakan pager selama lebih dari dua dekade.
Teheran telah mengembangkan transmisi radio kelas militernya sendiri melalui industri pertahanannya untuk menghindari ketergantungan pada impor asing, terutama karena sanksi Barat yang dijatuhkan terhadap Teheran atas program nuklirnya, tambahnya.
Namun, di masa lalu, Iran telah mengimpor perangkat komunikasi dari negara-negara seperti Cina dan Rusia dan bahkan Jepang.
Iran dan Israel telah terkunci dalam perang bayangan selama beberapa dekade, dengan saling menuduh adanya rencana sabotase dan pembunuhan.
Konflik, termasuk antara Israel dan Hizbullah, telah meningkat pada tahun lalu bersamaan dengan perang Gaza, yang meletus setelah kelompok Hamas Palestina menyerang komunitas-komunitas Israel selatan pada 7 Oktober.
Iran dan Hizbullah telah menyalahkan Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan militer Hizbullah yang paling senior, Fuad Shukr, di Beirut beberapa jam sebelumnya pada bulan Juli. Israel mengatakan bahwa mereka membunuh Shukr, namun belum mengkonfirmasi bahwa mereka berada di balik kematian Haniyeh.
Iran tidak mengakui hak Israel untuk hidup. Khamenei sebelumnya menyebut Israel sebagai "tumor kanker" yang "tidak diragukan lagi akan dicabut dan dihancurkan".
Israel percaya bahwa Iran merupakan ancaman eksistensial. Israel juga menuduh Iran secara diam-diam mencoba mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran menyangkal bahwa mereka sedang berusaha membuat bom nuklir.
Sumber Berita / Artikel Asli : tempo