Setelah menggelar rapat pleno selama 10 jam, kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu malam (14/9), DPP Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (DPP AMPI) mengeluarkan tiga keputusan.
Pertama, menonaktifkan Sekjen Ahmad Andi Bahri. Langkah ini diambil karena Ahmad Andi Bahri adalah pihak terkait yang dituduhkan oleh beberapa pengurus yang menyatakan bahwa Sekjen memiliki permasalahan yang harus diklarifikasi.
Kedua, ditunjuknya Plt Sekjen DPP AMPI yaitu Rizky Maulana. Keputusan ini diambil untuk mengisi kekosongan posisi Sekjen dan memastikan agar roda organisasi tetap berjalan.
Ketiga, dibentuknya tim khusus untuk melakukan rapat terbatas sesuai dengan Peraturan Organisasi untuk membahas permasalahan Sekjen Ahmad Andi Bahri.
Rapat khusus ini langsung dikomandoi oleh Wakil Ketua Umum DPP AMPI Ema Lamajido yang nantinya akan melaporkan hasilnya dalam rapat pleno khusus terkait pelanggaran disiplin organisasi.
"Keputusan dalam rapat pleno ini diambil dalam rangka mendengar aspirasi dari peserta rapat pleno dan mencari solusi Bersama," kata Ketua Umum DPP AMPI Jerry Sambuaga yang memimpin langsung sidang pleno tersebut, dikutip Minggu (16/9).
Walaupun berlangsung dinamis, kata Jerrry, tetapi keputusan rapat pleno harus berlandaskan mekanisme organisasi.
Jerry mengakui adanya insiden kekerasan yang terjadi dalam rapat pleno tersebut.
"Memang terjadi beberapa insiden dalam rapat pleno, ada aksi provokasi, bahkan ada aksi anarkis, yakni penarikan paksa bahkan pemukulan oleh oknum yang tidak dikenal terhadap Sekjen Ahmad Andi Bahri. Ada juga aksi walkout oleh sekelompok pengurus DPP AMPI dan membuat rapat pleno sendiri," kata Jerry.
Jerry menegaskan, sesuai mekanisme yang berlaku dalam setiap forum, rapat, dan sidang, ketika ada pengurus yang walkout, artinya mereka tidak lagi mengikuti rapat.
"Tentu ini sikap yang kita hormati. Tetapi apapun sikap itu, tidak mengubah keputusan resmi yang sudah diputuskan dalam rapat pleno yang tetap kuorum yang dipimpin oleh saya," kata Jerry.
"Jadi apapun yang mereka lakukan di luar rapat resmi pleno yang saya pimpin adalah tidak sah, termasuk mosi tidak percaya yang secara sepihak mereka ajukan," sambungnya seperti dikutip dari rmol
Pleno AMPI Ricuh, Pengurus Keluarkan Mosi Tidak Percaya
Rapat pleno DPP Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (DPP AMPI) di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, berakhir ricuh.
Rapat tersebut memanas setelah agenda utama untuk meminta klarifikasi terkait dugaan pelanggaran amoral dan tata kelola organisasi oleh Sekjen AMPI, Ahmad Andi Bahri dan Ketua Organisasi, berakhir deadlock.
Wakil Ketua Umum AMPI, Omar Syarif mengatakan, sidang pleno sejak awal digelar sudah berlangsung alot dimana Sekjen dan Ketua Organisasi memaksakan pasukan keamanan tidak dikenal sebagai pengurus untuk melakukan intimidasi terhadap peserta.
Sidang itu sendiri digelar berdasarkan gencarnya isu perbuatan amoral dan kesalahan fatal dalam tata kelola organisasi yang selama ini dilakukan Ahmad Andi Bahri.
"Alotnya sidang pleno ini karena keberpihakan Ketua Umum AMPI, Jerry Sambuaga kepada Sekjen Andi Bahri dibanding kepada korban dari kader AMPI, terutama kader perempuan," kata Omar kepada wartawan, Minggu (15/9).
Meski berlangsung alot hingga malam hari, kata Omar, Jerry Sambuaga tetap bertahan untuk tidak memecat Sekjen Andi Bahri.
"Saya kecewa sekali tidak adanya keberpihakan ketua umum kepada kader perempuan," kata Omar.
Peserta rapat pleno kemudian melakukan rapat lanjutan dan memutuskan mengajukan mosi tidak percaya kepada ketua umum dan memecat Ahmad Andi Bahri sebagai sekjen.
"Hasil sidang ini akan kami ajukan laporan kepada Dewan Pembina DPP AMPI yakni Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia," demikian Omar.***