Pembahasan mengenai Fufufafa masih terus jadi omongan publik di media sosial. Kendati telah dibantah oleh Gibran Rakabuming Raka, ada keyakinan oleh publik kalau akun Kaskus itu memang milik Wakil Presiden terpilih tersebut.
Meski pembahasannya masih ramai di media sosial, Fufufafa dinilai tidak akan berdampak apa pun terhadap pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
"Kalau pengaruh sih nggak terlalu, karena dari Pak Prabowo sendiri statement-nya kan jelas. Dia tidak terlalu ambil pusing, anggap itu dinamika politik biasa, tapi yang jelas dia akan fokus mempersiapkan kabinetnya," kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro kepada Suara.com saat dihubungi pada Selasa (24/9/2024).
Ilustrasi Gibran Rakabuming Raka dan akun Fufufafa yang buat heboh media sosial. [Suara.com/Rohmat Haryadi]
Meski ramai di media sosial hingga sempat berhari-hari jadi trending topic, menurut Agung, isu Fufufafa tidak akan berkembang jauh hingga memengaruhi pemerintahan. Hal itu tak lepas dari sikap Prabowo sendiri yang tidak membesarkan masalah tersebut, meski akun Fufufafa banyak menjelekan dirinya.
"Kalau dari Pak Prabowo memang arahannya ada ke sana, ya itu bisa besar, tapi kan sejauh ini enggak. Dia cenderung kalem, diam, tenang, dan berusaha dengan bijak, menyikapi itu biasa. Enggak ada masalah," katanya.
Dengan begitu, pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih tetap bisa dilaksanakan pada 20 Oktober 2024.
Fufufafa Diyakin Punya Gibran
Akun Fufufafa di Kaskus menjadi viral lantaran postingannya banyak berisi hinaan kepada Prabowo Subianto dan keluarganya. Kebanyakan postingan tersebut dibuat sekutar 2014, saat Prabowo masih jadi lawan politik Jokowi pada pemilihan presiden.
Pakar telematika Roy Suryo sebelumnya meyakini jika akun Fufufafa adalah milik Gibran. Tanpa segan, Roy Suryo bahkan mengatakan keyakinannya mencapai 99,9 persen.
Pakar Telematika Roy Suryo saat membedah akun Kaskus Fufufafa diduga milik Gibran di podcast yang dipandu mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. (Tangkapan layar/Youtube)
"Kita sebagai manusia sebenarnya boleh yakin kan, tapi Allah memberikan kita jangan terlalu sempurna, gitu. Karena kalau kesempurnaan kan milik Allah. Ya sudahlah (yakin) 99,9 persen lah. Kalau disurvei itu kan dan margin of error gitu, nah itu 0,1 persennya margin error," kata Roy Suryo dikutip dari tayangan dikanal YouTube mantan Ketua KPK Bambang Widjojanto, Jumat (13/9/2024).
Dia juga menemukan bahwa akun Fufufafa memiliki sekitar 5 ribu postingan ketika masih aktif. Akan tetapi, dari 5 ribu tulisan yang pernah diposting akun Fufufafa, hampir setengahnya kini telah dihapus.
Roy menyebutkan, kebanyakan postingan bahkan belum lama ini dihapus setelah kembali viral. Sekitar 70 persen dari isi postingan tersebut berisi kritikan hingga ejekan kepada Prabowo seperti dikutip dari suara
Kasus Akun Fufufafa, Feri Amsari: Bagaimana Jika Gibran Terbukti Berbohong?
Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari, menyoroti serius dugaan keterkaitan Gibran Rakabuming Raka dengan akun anonim "Fufufafa" yang ramai diperbincangkan.
Feri menekankan bahwa kebohongan yang dilakukan oleh warga negara biasa masih bisa diklarifikasi, namun apabila kebohongan dilakukan oleh penyelenggara utama negara, dampaknya jauh lebih besar.
"Bohongnya warga negara masih bisa diklarifikasi, tapi kebohongan penyelanggara utama negara tidak bisa," ujar Feri dikutip dari video unggahan akun @AnKiiim (23/9/2024).
"Karena pesawat negara yang dia akan bawa, bagaimana kita tidak sensitif soal ini?," tambahnya.
Feri juga membandingkan sikap seorang mahasiswa atau anak muda yang kelepasan bicara dengan seorang pemimpin negara.
"Kalau kemudian ada mahasiswa, anak muda, kelepasan ngomong, yah bisa dimaklumi," Feri menuturkan.
Kasus akun "Fufufafa" ini semakin menarik perhatian dari sisi moralitas pejabat publik.
"Tetapi, kalau kepala negara dan bangsa serep kepala negara salah bicara, tidak bermoral segala macam, yah masalah," sebutnya.
Feri menilai, jika benar akun tersebut terbukti milik Gibran dan ia menolak mengakui kepemilikannya, maka akan menimbulkan pertanyaan besar terkait integritasnya.
"Menurut saya, kasus Fufufafa ini yang menarik secara moral adalah yang mengatakan, silakan tanya kepada yang punya akun," lanjutnya.
Ia kemudian berandai-andai, jika apa yang diungkapkan Gibran di depan publik itu tidak benar, maka itu merupakan kesalahan besar.
"Kenapa pernyataan bohong itu dilakukan terbuka. Saya akan lebih menghormati kalau betul-betul mas Gibran mengatakan maaf saya saat itu masih sangat muda," imbuhnya.
"Izinkan sebagai orang yang diamanahkan, saya minta maaf. Maklumi betapa mudanya saya ketika itu. Mungkin semua akan respect," Feri mengikuti gaya bicara Gibran.
Feri juga mengingatkan bahwa menurut Undang-Undang, seorang Presiden atau Wakil Presiden harus bebas dari cacat etika dan moral, termasuk dalam pandangan agama dan masyarakat.
"Dalam UU disebutkan syarat seorang Presiden atau wakil Presiden tidak boleh cacat etika dan moral menurut agama, masyarakat, dll," terangnya.
Jika ada pelanggaran etika serius, seperti kebohongan atau tindakan lain yang bertentangan dengan moralitas, bisa berujung pada impeachment.
"Bahkan disebutkan tidak boleh zina, apa yang dilarang secara etika, agama, masyarakat, jika itu terjadi ia bisa dipitch," kata Feri.
Feri bilang, jika benar akun Fufufafa milik Gibran kemudian dia mengingkari, tapi terbukti secara hukum, maka akan menimbulkan polemik di Indonesia.
"Bagaimana kita punya wakil presiden yang berbohong di ratusan juta warga Indonesia. Anak-anak kecil kita, begini cara menjadi wakil presiden yang baik," tandasnya.***