Ketua Umum Gerindra yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto direncanakan bakal bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengatakan pertemuan kedua tokoh itu bakal dilakukan sebelum pelantikan Prabowo pada 20 Oktober mendatang.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyampaikan hal serupa. Puan enggan merinci lokasi dan materi yang akan dibahas oleh Mega dan Prabowo saat bertemu nanti.
Bakal banyak pembahasan ketika dua elite ini sudah bertemu, kata Puan, tapi masih terlalu jauh untuk disimpulkan kelak keduanya bakal membahas peluang PDIP mengisi kabinet Prabowo-Gibran.
"Masih terlalu jauh. Komunikasi sudah kita lakukan. Kan, saya juga sering ketemu Prabowo di acara-acara Pak Prabowo. Jadi ya selalu berkomunikasi, selalu bersilaturahmi," kata dia.
Megawati dan Prabowo berbeda gerbong saat Pilpres 2024 lalu. Megawati dan PDIP saat itu mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sementara Prabowo menggandeng putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024. Gibran sebelumnya kader PDIP.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan rencana pertemuan kedua tokoh itu tidak mengejutkan.
Adib menyinggung sejarah Megawati dan Prabowo yang pernah satu barisan di Pilpres 2009 hingga Pilkada Jakarta 2012.
"Jadi hubungan antara Pak Prabowo dan Bu Mega secara historis udah lama. Apalagi kan politik kita ini kental pragmatis, transaksional, tidak terlalu mengejutkan," kata Adib saat dihubungi, Rabu (11/9).
Adib mengatakan sejak kampanye Pilpres 2024, Prabowo seringkali menyatakan bakal merangkul lawannya jika menang. Di Rapimnas Gerindra baru-baru ini, Prabowo pun sudah menyinggung hal tersebut.
Oleh karena itu, ia menilai pertemuan ini salah satu upaya merangkul PDIP ke pemerintahan.
"Jauh sebelum Pilpres Februari, saat kampanye dia bilang yang kalah tetap dia rangkul, jadi ini sesuatu yang tidak tiba-tiba. Tipikal Prabowo begitu atas nama rekonsiliasi politik nasional yang kalah juga dirangkul," ujarnya.
Adib berpendapat sebagai pemenang pemilu, Prabowo menilai PDIP penting untuk diajak masuk ke pemerintahan.
Prabowo, menurut dia, ingin situasi politik yang cenderung normal dan stabil
"Semua dirangkul tidak menjamin pemerintahannya dia akan tenang-tenang aja, atas nama kepentingan mereka pasti teriak dan bergerak walau kue sudah didapat," ujar Adib.
Upaya lepas dari Jokowi
Pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo berpendapat Prabowo dan Megawati memiliki kepentingan yang sama dengan pertemuan itu.
Megawati, kata dia, mungkin saja ingin memastikan Jokowi tidak memiliki kekuatan berlebihan di masa Prabowo nanti.
Sementara itu, sebagai presiden terpilih, menurutnya, Prabowo tak mau disetir Jokowi.
"Karena kepentingan yang sama, kira-kira gitu lah makanya ini pertemuan bisa terwujud dan kita lihat saja akan berujung pada koalisi yang besar dan pemerintahan Pak Prabowo tidak punya oposisi," ujarnya.
Kunto pun menilai sangat mungkin PDIP bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ia mengatakan Megawati dan PDIP hanya bermasalah dengan Jokowi, bukan dengan Prabowo dan Gerindra.
"Problemnya karena di situ ada Pak Jokowi, tapi kan setelah Oktober kita enggak tahu nasib Pak Jokowi," kata Kunto.
Oleh karena itu, ia berpendapat bisa saja pertemuan Prabowo dan Megawati nanti bakal membahas hal-hal teknis untuk PDIP masuk ke pemerintahan.
"Akhirnya kalau bergabung bagaimana teknisnya, PDIP akan membantu mengurus apa, hak dan otoritas apa yang didapatkan. Bukan rahasia lagi Pak Prabowo dan Gerindra sangat ingin PDIP untuk masuk ke pemerintahan karena PDIP kalau di luar sangat vokal, nyaring dan bisa jadi bagi Pak Prabowo mengganggu pemerintahan dia," ujar Kunto.
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo sementara itu mengatakan pertemuan Prabowo-Megawati juga bisa dimaknai sebagai bentuk jembatan rekonsiliasi antara Jokowi dan Megawati.
"Serta agenda Pak Prabowo sendiri, saya pikir untuk menjembatani semua elite yang selama ini berseberangan selama pemilu," kata Wasisto seperti dikutip dari CNN Indonesia
Ahmad Muzani Gerindra Sebut Megawati-Prabowo akan Bertemu Sebelum Pelantikan
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan bertemu dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra. Muzani mengatakan keduanya segera bertemu sebelum pelantikan pemerintahan Prabowo-Gibran pada 20 Oktober 2024.
"InsyaAllah akan terjadi. Mudah-mudahan (sebelum pelantikan)," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 9 September 2024.
Namun, dia enggan membeberkan detail kapan pertemuan tersebut akan dihelat. "Pokoknya InsyaAllah akan terjadi sebelum pelantikan," katanya.
Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan Prabowo dan Megawati saling menyampaikan salam terhadap satu sama lain.
"Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega," ucapnya.
Namun, Muzani hanya menjawab secara diplomatis terkait makna pemberian salam antara kedua tokoh bangsa tersebut. Muzani tak menjawab gamblang apakah PDI Perjuangan akan masuk dalam kabinet Prabowo atau tidak.
"Salam itu adalah bentuk penghormatan, salam itu adalah doa kebahagiaan kepada orang yang dituju, saling mendoakan saling pengharapan di antara sesama pemimpin bangsa adalah sesuatu yang baik yang harus menjadi tradisi dalam bersilaturahmi," tuturnya.
Sebelumnya pada 12 Mei 2024, Muzani mengatakan bahwa rencana pertemuan presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hanya persoalan waktu.
“Hubungan kami dan PDIP berjalan baik. Pertemuan antara Pak Prabowo dengan (Ketua Umum) PDIP, sekali lagi itu soal waktu karena keduanya adalah sahabat dan kawan lama,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.***